KARANGASEM, BALINEWS.ID – Pemkab Karangasem memperkuat pengelolaan sampah berbasis sumber melalui percepatan Gerakan Bali Bersih Sampah (GBBS). Hal ini disampaikan Wakil Bupati Karangasem, Pandu Prapanca Lagosa, saat rapat koordinasi di Amlapura, Senin (11/8).
Wabup Pandu menegaskan, penutupan TPA Linggasana dan Butus sesuai SK Nomor 757 membuat penanganan sampah difokuskan dari sumbernya. Ia mendorong seluruh desa bergerak nyata, tidak hanya mengajukan proposal TPS3R tanpa realisasi, serta belajar dari desa yang sudah berhasil.
Tiga desa menjadi fokus, yakni Sengkidu (desa percontohan), Tumbu, dan Nongan. Pandu menyarankan studi banding cukup dilakukan di desa-desa tersebut. Saat ini, Karangasem memiliki 19 TPS3R, 14 di antaranya aktif. Pemkab mengusulkan penggabungan TPS3R dengan Tebe Modern untuk mengolah sampah organik di tingkat banjar, dengan pemisahan plastik dan residu.
Pemkab juga menyiapkan Rp500 juta per desa untuk membangun TPS3R di 78 desa. Dinas Lingkungan Hidup bertugas menyediakan sarana-prasarana dan sosialisasi, sementara Dinas Pariwisata dan PMD menguatkan aturan desa adat.
Pengalaman tiga desa menunjukkan keberhasilan bergantung pada sinergi pemerintah desa dan adat, aksi nyata, partisipasi warga, serta edukasi berkelanjutan. Pandu turut mengajak sektor pariwisata, khususnya hotel, mengelola sampah dari sumbernya.
“Pengelolaan sampah yang baik adalah bagian dari Yadnya untuk Ibu Pertiwi, wujud Tri Hita Karana. Mari kelola sampah dari sumbernya demi Karangasem bersih dan berkelanjutan,” tutupnya.