RS Sanjiwani Minta Maaf Layanan Obat Keluarga Pasien Terlambat, Ini Klarifikasi Direktur

Share:

Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar, dr. I Nyoman Bayu Widhiartha, MM menjelaskan mengenai layanan obat bagi pasien.
Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar, dr. I Nyoman Bayu Widhiartha, MM menjelaskan mengenai layanan obat bagi pasien.

GIANYAR, BALINEWS.ID – Terkait keluarga pasien yang mengeluhkan lamanya mendapatkan obat, dibenarkan oleh RSUD Sanjiwani Gianyar. Pihaknya meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi terhadap pasien dan keluarganya.

Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar, dr. I Nyoman Bayu Widhiartha, MM mengatakan semua pasien yang dilayani sesuai standar operasional prosedur (SOP). Tujuannya supaya tidak ada kesalahan resep atau pun kesalah administrasi.

Disebutkan Bayu, alur resep obat dikirim melalui sistem resep elektronik oleh masing-masing poliklinik, masuk ke apotek rawat jalan untuk selanjutnya dilakukan pengkajian resep oleh petugas farmasi dengan teliti sesuai dengan nama pasien, nama obat, dosis obat, jumlah obat, bentuk dan kekuatan sediaan obat. Hal tersebut bertujuan agar obat yang diserahkan kepada pasien tepat, dan sesuai dengan urutan resep yang masuk. Setelah selesai proses pengkajian, obat diambilkan, dikemas, diberi label aturan pakai, dan diserahkan kepada pasien disertai pemberian informasi obat.

BACA JUGA :  Lagi Ditutup Sementara, Pemilik Proyek Diundang ke Kantor Satpol PP Rabu 9 juli

Dalam hal ini, kendala yang pihaknya alami adalah ketika melaporkan resep obat ke sistem BPJS. Jika tidak melaporkan pihak RSUD tidak bisa melakukan klaim pembayaran. “Awal bulan biasanya web ini akan mengalami gangguan loadingnya cukup lama, mulai pertengahan baru sistemnya lancar,” ujarnya.

Pasien mengalami penyakit kronis atau non kronis obat yang didapat berbeda. Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan obat itu juga berbeda.

“Standar jika itu obat racikan pasien hanya membutuhkan waktu 60 menit. Jika obat biasa maksimal 30 menit,” ujar Bayu Widhiartha.

Namun kondisi dilapangan tidak bisa diprediksi. Membludaknya resep obat yang masuk ditambah sistem elektronik yang tidak lancar membuat pelayanan jadi terhambat. “Hari selasa saat mendapatkan keluhan tersebut ada sekitar 400 paket resep obat yang masuk. Selain sistem BPJS membuat obat racikan juga memerlukan waktu saat kami harus memasukan kedalam kapsul agar dosisnya sesuai,” Jelasnya. (bip)

BACA JUGA :  Tiga Tari Sakral Iringi Pelebon Ida Pedanda Kediri di Selat Peken Bangli, Ini Maknanya

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Baca Lainnya

NASIONAL, BALINEWS.ID – Kementerian Pariwisata Republik Indonesia menegaskan bahwa penyusunan Perubahan Ketiga Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang...
DENPASAR, BALINEWS.ID – Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan bahwa Survei Penilaian Integritas (SPI) yang dikembangkan oleh Komisi Pemberantasan...
SEMARAPURA, BALINEWS.ID – Upaya memperkuat ekonomi kerakyatan di Kabupaten Klungkung terus digencarkan. Hal ini ditandai dengan peletakan batu...
BALINEWS.ID – Pulau Bali kembali mengukuhkan posisinya sebagai destinasi wisata kelas dunia. Dalam ajang bergengsi Readers’ Choice Awards...

Breaking News