FORGAS Tolak Ormas Meresahkan, Tegaskan Pecalang Cukup untuk Jaga Bali

Share:

FORGAS menyatakan sikap menolak kehadiran ormas yang meresahkan masyarakat.
FORGAS menyatakan sikap menolak kehadiran ormas yang meresahkan masyarakat.

DENPASAR, BALINEWS.ID – Forum Gerakan Adat Se-Nusantara (FORGAS) menyatakan sikap resmi menolak kehadiran organisasi kemasyarakatan (ormas) yang dinilai meresahkan masyarakat Bali. Pernyataan sikap ini disampaikan menanggapi siaran pers Gubernur Bali yang dirilis pada Senin, 12 Mei 2025, terkait meningkatnya aktivitas sejumlah ormas di Pulau Dewata yang berpotensi mengganggu stabilitas sosial.

Dalam pernyataan resmi bernomor 002/PS-FORGAS/V/25, FORGAS menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Gubernur Bali dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dalam menjaga keharmonisan Bali dari pengaruh organisasi luar yang dianggap tidak sejalan dengan nilai-nilai lokal.

“Kami sangat mengapresiasi keberanian dan ketegasan Gubernur Bali bersama Ketua DPRD, Pangdam IX/Udayana, Kapolda Bali, Kajati Bali, Ketua Pengadilan Tinggi Denpasar, Danrem 163/Wira Satya, serta Kepala BIN Daerah Bali dalam bersikap terhadap maraknya ormas yang berpotensi mengganggu ketertiban,” ungkap FORGAS dalam pernyataannya kepada publik.

BACA JUGA :  Polres Gianyar Pasang Spanduk Tolak Premanisme, Kapolres: Kami Tidak Akan Kompromi

FORGAS dalam pernyataan sikapnya, secara eksplisit menyatakan dukungan terhadap dua poin utama dalam pernyataan Gubernur Bali, yakni:

Pemerintah Provinsi Bali berhak tidak menerbitkan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) bagi ormas yang tidak sejalan dengan nilai-nilai adat dan budaya lokal.

Penolakan terhadap ormas berkedok keamanan, yang justru menciptakan intimidasi, ketegangan, dan keresahan di tengah masyarakat.

“Bali adalah tanah yang sakral, tempat adat dan tradisi hidup berdampingan dengan modernitas. Kehadiran ormas luar yang tidak memahami tatanan lokal berpotensi menimbulkan konflik horizontal dan merusak keseimbangan sosial yang telah terjaga selama ini,” tegas FORGAS.

BACA JUGA :  Anggota DPRD Gianyar Tak Ngantor Berbulan-Bulan, Diduga Karena Masalah Keuangan

FORGAS juga menegaskan bahwa Bali tidak membutuhkan ormas luar dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Masyarakat Bali telah memiliki sistem pengamanan tradisional yang efektif dan terstruktur melalui keberadaan Pecalang, yang tersebar di lebih dari 1.500 desa adat.

“Pecalang bukan hanya penjaga keamanan, melainkan penjaga kehormatan adat dan budaya Bali. Mereka adalah simbol kemandirian dan kearifan lokal. Kami, rakyat Bali, menolak segala bentuk aktivitas ormas luar yang mencoba mengambil alih peran ini,” tulis FORGAS dalam pernyataan yang ditandatangani oleh jajaran pengurus DPP, DPD, dan DPC se-Bali.

BACA JUGA :  Hore! Pemkab Gianyar Gelontorkan Rp5,4 Miliar untuk Penataan Jalan di Desa Taro

Sebagai penutup, FORGAS menyerukan kepada seluruh Krama Bali untuk tetap menjaga persatuan, tidak mudah terprovokasi, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap upaya infiltrasi yang dapat merusak tatanan adat dan harmoni sosial.

“Dalam semangat menjaga warisan leluhur dan mempertahankan kedamaian Bali, kami berdiri tegak bersama Gubernur Bali dan seluruh aparat penegak hukum. (bip)

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Baca Lainnya

BALINEWS.ID – Asia World Model United Nations XII (AWMUN XII) kembali menjadi sorotan dunia internasional sebagai salah satu...
SEMARAPURA, BALINEWS.ID – Kualitas pembangunan fasilitas pendidikan di Kabupaten Klungkung kembali menuai sorotan. Komisi III DPRD Klungkung menemukan...
BALINEWS.ID - Suasana mencekam langsung menyergap begitu melangkah ke dalam rumah keluarga Frank. Udara dingin menusuk, cahaya temaram,...
DENPASAR, BALINEWS.ID – Kasus pembunuhan sadis terhadap seorang wanita driver online, Remi Yuliana Putri (37), akhirnya mulai disidangkan...

Breaking News