GIANYAR, BALINEWS.ID — Petani di Subak Munggu, Desa Kenderan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, harus gigit jari selama 4 tahun terakhir akibat saluran irigasi yang jebol dan belum mendapat perhatian dari pemerintah. Akibatnya, sekitar 3 hektare lahan pertanian produktif tidak bisa digarap secara optimal.
Warga Subak akhirnya menyampaikan keluhan mereka kepada Anggota DPRD Gianyar, I Wayan Buda Antara, yang merupakan putra daerah asal Desa Kenderan. “Beberapa pekaseh subak di Desa Kenderan telah menyampaikan aspirasinya kepada saya. Mereka mengeluhkan kerusakan saluran irigasi pada jaringan tersier dan saluran caing di wilayah masing-masing,” ujar Buda Antara usai menemui warga, Selasa (3/6/2025).
Ia menjelaskan, kerusakan terjadi pada beton talang air sepanjang 35 meter dengan ketinggian 15–20 meter yang melintang di atas sungai. Infrastruktur vital ini ambruk sejak empat tahun lalu dan belum diperbaiki, mengakibatkan 11 petani tidak dapat menggarap lahan sawah mereka.
Sebagai langkah awal, Buda Antara menginisiasi pertemuan antara para petani dan instansi terkait. Pertemuan tersebut dihadiri oleh staf Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Gianyar, Nyoman Sugiarta; perwakilan BPP Kecamatan Tegallalang; Babinsa Kenderan, I Dewa Gede Oka; Pekaseh Subak Munggu, I Wayan Muja; serta perwakilan petajuh dan warga Subak Munggu lainnya.
“Harapan kami, Pemerintah Kabupaten Gianyar segera memberikan perhatian dan bantuan untuk membangun kembali talang air atau beton abangan yang rusak, agar petani bisa kembali bercocok tanam pada musim tanam mendatang,” ujar Buda Antara.
(bip)