SEMARAPURA, BALINEWS.ID – Wakil Bupati Klungkung Tjokorda Gde Surya Putra, mewakili Bupati Klungkung, secara resmi membuka Focus Group Discussion (FGD) pemaparan laporan akhir Kajian Masterplan Pembangunan Berbasis Konservasi di Kepulauan Nusa Penida. Kegiatan tersebut berlangsung di Ruang Rapat Inspektorat Kabupaten Klungkung, Rabu (17/12/2025).
FGD ini dihadiri oleh Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Kabupaten Klungkung I Ketut Budiarta, perwakilan perangkat daerah terkait, serta tim penyusun kajian. Forum ini menjadi tahap akhir dalam proses penyusunan masterplan yang akan menjadi arah kebijakan pembangunan Kepulauan Nusa Penida ke depan.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Tjokorda Gde Surya Putra menegaskan bahwa Kepulauan Nusa Penida memiliki nilai strategis dengan keunikan sumber daya alam, keanekaragaman hayati, budaya, serta potensi pariwisata berkelas dunia. Oleh karena itu, pembangunan di kawasan tersebut harus dilaksanakan secara terencana dengan mengedepankan prinsip konservasi dan keberlanjutan.
“Masterplan pembangunan berbasis konservasi ini merupakan dokumen strategis yang akan menjadi pedoman arah pembangunan Nusa Penida, baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang. Pembangunan harus menjaga keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian alam,” ujarnya.
Ia menambahkan, pelaksanaan FGD memiliki peran penting sebagai forum pendalaman dan penyempurnaan laporan akhir kajian. Pemerintah Kabupaten Klungkung berkomitmen menjadikan hasil kajian tersebut sebagai rujukan utama dalam penyusunan kebijakan dan program pembangunan di Kepulauan Nusa Penida.
“Melalui FGD ini diharapkan lahir kesepahaman bersama dan rekomendasi yang jelas, selaras dengan regulasi serta rencana pembangunan daerah, sehingga Nusa Penida dapat berkembang secara berkelanjutan dan berdaya saing,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali I Ketut Wica menyampaikan bahwa kajian masterplan ini merupakan implementasi visi pembangunan Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui konsep Pembangunan Semesta Berencana dalam Bali Era Baru. Ia menjelaskan, setelah melalui proses kajian selama tiga bulan, kegiatan kini memasuki tahap akhir berupa pembahasan laporan final.
“Kepulauan Nusa Penida memiliki potensi alam, budaya, dan spiritual yang luar biasa. Laporan akhir ini merupakan muara pemikiran seluruh pemangku kepentingan untuk menyempurnakan arah pembangunan kawasan tersebut,” jelasnya.
Dalam masterplan tersebut, lanjut Wica, telah diintegrasikan sepuluh aspek pembangunan, meliputi penataan ruang dan kawasan, pengembangan infrastruktur dan konektivitas, konservasi lingkungan, pengelolaan energi dan air bersih, pariwisata berkelanjutan, ekonomi kreatif dan UMKM lokal, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pelestarian adat dan budaya, penguatan tata kelola pemerintahan dan digitalisasi, serta mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim.
Melalui penyusunan masterplan berbasis konservasi ini, diharapkan pembangunan Kepulauan Nusa Penida dapat berjalan terarah, selaras dengan pelestarian lingkungan, serta memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat setempat. (*)

