KETAPANG, BALINEWS.ID – Menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan kesiapan penuh pada lintasan penyeberangan Ketapang–Gilimanuk yang menjadi salah satu jalur tersibuk penghubung Jawa–Bali.
Direktur Operasi & Transformasi ASDP, Rio Lasse, menyebut pola pergerakan masyarakat tahun ini semakin dinamis sehingga operasional harus berbasis data dan mampu mengambil keputusan cepat.
“Digitalisasi tiket melalui Ferizy memungkinkan manajemen arus sejak keberangkatan dari rumah. Ini sangat penting untuk kelancaran dan keselamatan perjalanan,” ujarnya, Selasa (25/11/25).
33 Kapal Dikerahkan di Ketapang–Gilimanuk
Untuk mengantisipasi lonjakan Nataru, ASDP menyiapkan 28 hingga 33 kapal yang akan melayani penyeberangan antara Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi dan Pelabuhan Gilimanuk di Bali. Kesiapan ini juga didukung peningkatan fasilitas pelabuhan, termasuk penambahan satu dermaga LCM di Gilimanuk yang mampu menambah kapasitas sekitar 2.000 kendaraan kecil.
ASDP turut mendukung kebijakan pemerintah membatasi pergerakan kendaraan barang sumbu tiga ke atas pada 19 Desember 2025–4 Januari 2026 agar arus kendaraan wisata dan perjalanan keluarga tetap lancar.
Sejumlah titik penyangga (buffer zone) disiagakan untuk mengendalikan volume kendaraan menuju Ketapang dan Gilimanuk. Di Banyuwangi disiapkan Terminal Sri Tanjung dan Grand Watu Dodol, sementara di Gilimanuk ada Terminal Kargo, UPPKB Cekik, Rambut Siwi, dan Pengeragoan. Nantinya prioritas diberikan kepada sepeda motor, kendaraan kecil, dan bus.
Rio Lasse menambahkan, sebagian arus logistik akan dialihkan menuju Lombok melalui Pelabuhan Jangkar dan Lembar untuk mengurangi tekanan arus darat menuju Bali yang selama ini menjadi titik padat saat Nataru.
ASDP juga memperketat SOP keselamatan menyesuaikan prediksi BMKG terkait angin kencang dan gelombang tinggi di wilayah Selat Bali menjelang akhir tahun. Penyesuaian jadwal dan kontrol operasional akan dilakukan jika kondisi cuaca mengharuskan. (*)

