Backpacker Diintimidasi Sopir Lokal di Padangbai: Kami Dipaksa Naik Mobil Mereka

Share:

Seorang backpaker melalui TikTok membagikan pengalaman saat turun di Pelabuhan Padangbai, Karangasem.
Seorang backpaker melalui TikTok membagikan pengalaman saat turun di Pelabuhan Padangbai, Karangasem.

KARANGASEM, BALINEWS.ID – Sebuah pengalaman tidak menyenangkan dibagikan oleh rombongan backpacker melalui akun TikTok @farisrasyadan, usai menyeberang dari Lombok dan tiba di Pelabuhan Padangbai, Karangasem, Bali. Dalam video berdurasi 1 menit 53 detik yang diunggahnya, Faris mengaku menjadi korban intimidasi yang diduga dilakukan oleh oknum sopir lokal Padangbai.

“Jalan jam 11 malam, sampai pelabuhan (Padangbai, red) jam 4 pagi. Turun kapal langsung dibuntuti,” ujar Faris dalam videonya. Ia menyebut bahwa jarak antara pelabuhan dan pusat kota cukup jauh dan transportasi online belum begitu tersedia secara leluasa di lokasi tersebut.

BACA JUGA :  Tragedi Menyeberang Sungai Seraya: Ibu dan Anak Tewas Terseret Arus Deras

Menurut pengakuan Faris, sebelum tiba di Bali, ia telah mendapat informasi dari seorang sopir di Lombok bahwa di Padangbai banyak sopir lokal yang mematok tarif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan layanan transportasi daring atau online.

Ketika turun dari kapal, Faris dan rekannya langsung dihampiri oknum sopir lokal yang bersikeras menawarkan jasa angkut. “Kami terus menolak, tapi tetap dipaksa. Kami coba jalan kaki sekitar 1 kilometer, cari taksi online, tapi malah diuber dan dimaki,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Rp 500.000 Bagi yang Bisa Menangkap dan Melaporkan Oknum Pembuang Sampah

Situasi semakin tidak kondusif saat mereka terus dibuntuti. Faris memutuskan berhenti di salah satu penginapan untuk menghindari kejaran para sopir tersebut. Setelah menunggu sekitar satu jam dan situasi mulai tenang, mereka akhirnya berhasil memesan transportasi online dengan harga yang lebih masuk akal. Namun, sopir daring tersebut meminta agar aplikasi dimatikan (off-line) demi menghindari konflik dengan sopir setempat.

Dalam unggahannya, Faris mengkritik keras tindakan para sopir lokal yang dinilainya tidak profesional. “Sikap membuntuti, memaksa, bahkan memaki seperti itu tidak mencerminkan keramahan Bali. Segala sesuatu yang dipaksakan akan terasa tidak nyaman, terutama dalam hubungan dengan wisatawan,” tegasnya.

BACA JUGA :  Warga Karangasem yang Meninggal Dunia Terima Santunan Rp2 Juta dari Pemerintah

Pengalaman ini memunculkan sorotan publik terhadap keamanan dan kenyamanan wisatawan, khususnya backpacker yang mengandalkan transportasi umum atau daring. Pemerintah daerah dan otoritas pelabuhan diharapkan segera mengambil langkah tegas untuk menata ulang sistem transportasi di kawasan Pelabuhan Padangbai, guna mencegah kejadian serupa terulang di kemudian hari.

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Baca Lainnya

DENPASAR, BALINEWS.ID - Ketua Komite Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMDHI) Bali, I Putu Dika Adi Suantara, mendesak pemerintah...
DENPASAR, BALINEWS.ID - Seorang warga asli Pula Serangan bernama Siti Sapurah atau yang akbrab disapa Ipung, berhasil memenangkan...
BADUNG, BALINEWS.ID – Suasana di Gedung Parkir Terminal Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai mendadak heboh pada Minggu...
BADUNG, BALINEWS.ID – Dikenal lembut dalam sikap namun tegas dalam pengabdian, I Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi Wedasteraputri...

Breaking News