BULELENG, BALINEWS.ID – Kondisi hutan di wilayah Buleleng, khususnya di perbatasan Desa Wanagiri, Sambangan, dan Lemukih, Bali, makin memprihatinkan. Banyak pohon besar yang mati, ditebang, bahkan diduga sengaja diracuni agar mengering perlahan.
Nengah Setiawan, pecinta alam asal Buleleng, mengungkap kerusakan ini lewat video di media sosial yang sempat viral. Dalam informasi yang dihimpun, ia mendesak pemerintah pusat dan daerah segera bertindak.
“Saya mohon kepada Bapak Presiden Prabowo, Kementerian Kehutanan, dan Gubernur Bali agar turun langsung ke lapangan. Hutan di Buleleng, terutama di Lemukih dan Sambangan, sudah rusak berat,” tegas Nengah.
Kerusakan parah terjadi di Hutan Lemukih, yang dulu menjadi daerah tangkapan air untuk desa-desa sekitar. Kini, kawasan tersebut banyak dialihfungsikan menjadi kebun durian dan cengkeh. Akibatnya, banjir dan kekeringan mengancam warga di hilir.
“Dulu pohon cemaranya besar-besar. Sekarang sudah banyak yang ditebang. Kalau dibiarkan, nanti di musim hujan bisa banjir, sementara musim kemarau bisa kekeringan,” ujar Nengah.
Ia juga menyoroti SK Desa Pelestari Lingkungan yang dianggap menyimpang dari tujuan awal. Bukannya melindungi hutan, malah menjadi celah untuk merusak lingkungan.
“Di lapangan malah banyak pohon besar yang dilukai, bahkan dimatikan dengan bahan kimia. Lalu ditanami cengkeh yang tidak bisa menyerap air. Itu bukan pelestarian, tapi perusakan,” katanya geram.
Nengah menyarankan agar hutan ditanami kembali dengan pohon lokal seperti beringin dan waru yang punya fungsi ekologis penting. Ia juga menegaskan siap mendampingi pejabat bila ingin meninjau langsung lokasi.
“Pak Presiden bilang, berbicara itu harus berdasarkan fakta, bukan omong kosong. Nah, saya bicara karena saya lihat sendiri di lapangan,” pungkasnya. (TimNewsyess)