BALINEWS.ID – Steak adalah salah satu hidangan yang populer di seluruh dunia. Tidak hanya karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena fleksibilitas dalam cara penyajiannya. Namun, tahukah Anda bahwa tingkat kematangan steak lebih dari sekadar “rare,” “medium,” atau “well-done”? Ada beberapa tingkat kematangan yang jarang diketahui oleh banyak orang, dan masing-masing memiliki karakteristik unik. Berikut adalah penjelasannya:
1. Blue Rare (Very Rare)
Tingkat kematangan ini sering disebut sebagai “bleu” dalam dunia kuliner Prancis. Steak pada tingkat ini hanya dimasak sangat sebentar, biasanya hanya beberapa detik di setiap sisi, sehingga bagian dalamnya hampir mentah. Daging tetap dingin di tengah dan memiliki warna merah tua yang segar. Blue rare cocok bagi pecinta daging yang ingin menikmati tekstur asli dan rasa alami daging sapi.
2. Rare
Steak rare dimasak lebih lama dibandingkan blue rare, tetapi tetap mempertahankan bagian tengah yang sangat merah dan juicy. Suhu internal daging sekitar 52°C. Teksturnya lembut, dan rasa dagingnya masih sangat dominan, dengan lapisan luar yang mulai membentuk crust ringan.
3. Medium Rare
Ini adalah tingkat kematangan favorit banyak orang. Bagian luar steak memiliki crust yang renyah, sementara bagian tengahnya berwarna merah muda cerah dengan suhu internal sekitar 57°C. Medium rare memberikan keseimbangan sempurna antara rasa juicy dan tekstur lembut daging.
4. Medium
Pada tingkat ini, steak mulai kehilangan sebagian jusnya karena lebih matang. Bagian dalamnya berwarna merah muda pucat dengan suhu internal sekitar 63°C. Tekstur dagingnya sedikit lebih kenyal, tetapi tetap menawarkan rasa yang lezat.
5. Medium Well
Steak medium well hampir matang sepenuhnya, dengan sedikit warna merah muda yang tersisa di tengah. Suhu internal mencapai sekitar 68°C. Tingkat ini sering dipilih oleh mereka yang ingin steak yang matang namun tetap lembut.
6. Well Done
Well done adalah steak yang dimasak hingga matang sempurna tanpa ada warna merah atau merah muda di tengahnya. Suhu internalnya sekitar 73°C atau lebih. Teksturnya lebih kenyal, dan daging cenderung lebih kering. Tingkat ini cocok untuk mereka yang tidak menyukai steak yang masih berair.
7. Pittsburgh Rare
Tingkat kematangan ini juga dikenal sebagai “Black and Blue.” Steak dimasak dengan suhu sangat tinggi dalam waktu singkat, sehingga menghasilkan bagian luar yang sangat gosong (black) namun bagian dalamnya tetap dingin dan mentah (blue). Metode ini biasanya menggunakan teknik “searing” di atas api besar.
8. Chicago Style
Jenis tingkat kematangan ini memiliki keunikan tersendiri. Steak dimasak hingga mencapai tingkat kematangan tertentu (medium rare hingga medium well) kemudian diberi lapisan “char” atau gosong di bagian luar. Rasanya sedikit smoky dengan tekstur luar yang lebih renyah.
9. Sous Vide Steak
Sous vide adalah teknik memasak modern yang memungkinkan tingkat kematangan steak dikontrol dengan sangat presisi. Daging dimasak dalam kantong vakum pada suhu rendah dalam waktu lama sebelum akhirnya dipanggang untuk membentuk crust. Hasilnya adalah steak yang matang merata, mulai dari tepi hingga bagian tengah.
Kesimpulan
Memilih tingkat kematangan steak bukan hanya soal selera, tetapi juga pengalaman dalam menikmati kelezatan daging. Jika Anda pecinta steak, jangan ragu untuk mencoba tingkat kematangan yang berbeda dari biasanya. Siapa tahu, Anda akan menemukan favorit baru!
Jadi, tingkat kematangan mana yang paling sesuai dengan selera Anda? (*)