KMHDI Bali Kritik Pemerintah soal Ketidaksiapan Infrastruktur Pengolahan Sampah

Ketua Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PD KMHDI) Bali, I Putu Dika Adi Suantara.
Ketua Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PD KMHDI) Bali, I Putu Dika Adi Suantara.

DENPASAR,BALINEWS.ID – Penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung beberapa waktu terakhir terus menjadi sorotan publik. Kebijakan ini dinilai membuat masyarakat kebingungan, terlebih pernyataan Gubernur Bali I Wayan Koster yang mendorong warga mengurus sampahnya sendiri, dinilai tidak sejalan dengan kondisi infrastruktur yang belum memadai.

Ketua Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PD KMHDI) Bali, I Putu Dika Adi Suantara, menilai langkah pemerintah menutup TPA tanpa kesiapan fasilitas pengolahan sampah justru memicu keresahan. Menurutnya, di banyak daerah, warga belum memiliki kemampuan memproses sampah organik secara mandiri, sementara fasilitas daur ulang seperti bank sampah belum tersedia di setiap desa.

BACA JUGA :  PLN Hadir di Penglipuran Village Festival XII, Dukung Budaya Sambil Promosi Listrik

“Permasalahan sampah di Bali sudah sering dibahas. Aturan demi aturan muncul, tapi banyak masyarakat belum tahu tata cara pengolahan sampah. Perlu sosialisasi yang konsisten dan pertimbangan matang sebelum mengambil keputusan, apalagi yang berdampak luas,” ujar Dika, Sabtu (9/8/2025).

Ia juga menyoroti belum adanya kebijakan jelas terkait pengolahan sampah residu, serta lemahnya penegakan aturan di lapangan. Kondisi ini diperparah oleh fakta bahwa masyarakat yang sudah memilah sampah kerap kecewa karena sampah tersebut kembali dicampur oleh petugas kebersihan.

BACA JUGA :  Puluhan Warga Banjar Sema Payangan Tolak Keberadaan Tower, Ini Tuntutan Warga

“Infrastruktur belum mencukupi, tapi penutupan sudah dilakukan. Kalau kondisi ini berlanjut, bukan tidak mungkin masyarakat akan meminta pertanggungjawaban kepada Gubernur Koster karena menutup TPA Suwung tanpa solusi,” tegasnya.

Dika menekankan, sebelum mengambil keputusan strategis, pemerintah seharusnya memastikan kesiapan sarana, prasarana, dan kemampuan masyarakat dalam mengolah sampah secara mandiri. “Tujuannya bagus, tapi apakah fasilitasnya sudah siap? Pemerintah harus turun langsung ke masyarakat, memberikan sosialisasi yang konsisten agar langkah ini tidak menimbulkan masalah baru di kemudian hari,” pungkasnya.

BACA JUGA :  Koster Minta Kades dan Bendesa Serius Tangani Sampah: Tidak Ada Pilihan Lain

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Breaking News

Informasi Lowongan Pekerjaan Terbaru Hari Ini

Baca Lainnya

BULELENG, BALINEWS.ID - Kasus dugaan pemalsuan dokumen terkait penguasaan tanah negara di kawasan “Bukit Ser”, Desa Pemuteran, Kecamatan...
NUSA PENIDA, BALINEWS.ID – Polsek Nusa Penida kembali menorehkan prestasi dalam pengungkapan tindak kriminalitas di wilayah hukumnya. Melalui...
JEMBRANA, BALINEWS.ID - Peristiwa tragis terjadi di aliran Sungai Bilukpoh, Banjar Penyaringan, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana,...
NASIONAL, BALINEWS.ID - Ketua Komnas HAM, Anis Hidayah, menyatakan keprihatinan dan keberatan lembaganya terhadap keputusan pemerintah yang menetapkan...