DENPASAR, BALINEWS.ID – Luka akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Bali pada 9–10 September 2025 masih terasa. Setidaknya 18 orang meninggal, ribuan lainnya mengungsi, dan sebagian korban masih dalam pencarian. Namun, di tengah duka mendalam itu, semangat solidaritas lintas batas memberi harapan baru bagi masyarakat terdampak.
Lions Clubs International Foundation (LCIF) bersama jejaring relawan lintas negara menggulirkan gerakan “Bersama dalam Kemanusiaan”. Lewat program ini, lebih dari 2.000 paket bantuan darurat berisi sembako, obat-obatan, dan perlengkapan kebersihan didistribusikan ke wilayah terdampak, mulai Tabanan, Denpasar, Badung, Klungkung, hingga Karangasem.
Penyerahan bantuan dilakukan di Masjid Al Qodiri Pemecutan Klod, dan berlanjut ke Posko Kertapura, Denpasar, pada Senin (29/9). Penyerahan bantuan ini dihadiri langsung anggota Dewan Pengurus LCIF Eveline N. Chandra bersama jajaran Lions Indonesia. Mereka disambut apresiasi Ketua Komisi IV DPRD Denpasar, I Wayan Duaja, yang menegaskan bahwa aksi nyata ini benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat di tengah krisis.

Kepala Desa Pemecutan Klod, I Wayan Tantra, turut menyampaikan rasa terima kasihnya. “Kami sangat berterima kasih kepada LCIF, sudah memberikan bantuan kepada masyarakat kami. Ini sangat membantu meringankan beban, karena warga kami banyak yang terdampak banjir. Dari 15 banjar, ada 10 yang terdampak, kebetulan banjar itu cukup padat penduduknya,” ungkapnya.
Tantra juga menjelaskan bahwa wilayah Pemecutan Kelod dilalui oleh empat sungai. Akibatnya, setiap musim hujan kawasan ini rawan banjir, namun tahun ini bencana yang terjadi tergolong besar. Meski demikian, pihak desa telah melakukan berbagai upaya pemulihan, termasuk penanganan sampah agar musibah serupa tidak terulang.
Dewan Pengurus LCIF Eveline N. Chandra menegaskan bahwa Lions Club tidak berhenti pada bantuan logistik, tetapi juga memulai pemetaan kebutuhan jangka panjang, termasuk pemulihan infrastruktur dan rehabilitasi sosial.
“Koordinasi cepat Lions di Indonesia dan komunitas global memungkinkan bantuan segera menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan,” ujar Eveline.
Gubernur Distrik 307 A1, Hastuti Boediwibowo Astuti terkesan dengan masyarakat di kawasan Pemecutan Klod yang sangat tertib saat menerima bantuan. Hastuti berharap ini menjadi awal mula yang baik bagi masyarakat untuk pulih kembali dan mengantisipasi bencana serupa.
“Ini menjadi awal mula yang baik untuk recover. Apalagi ini sudah mulai hujan, gak bisa lalai lagi. Kita harus sama-sama (antisipasi) supaya tidak terulang lagi,” terang Hastuti saat ditemui di lokasi.

Pihaknya berharap bantuan yang diulurkan kepada masyarakat dapat membawa kebaikan dan menjadi harapan baru bagi masyarakat di Bali.
Lebih jauh, Lions menggandeng komunitas lingkungan Sungai Watch untuk membersihkan sungai di Desa Cepaka, Tabanan, dan fasilitas umum di sekitar Sungai Sanggulan. Kegiatan selama tujuh hari ini melibatkan alat berat dan ratusan relawan. Menurut Gubernur Distrik 307 A, Hastuti Boediwibowo, kolaborasi lintas organisasi justru makin menguat pasca bencana.
Selain jaringan Lions, dukungan juga datang dari Yayasan Lions Indonesia, Lions Club Bali Surya Host, Lions Club Bali Moonlight, hingga organisasi medis Cross Border Doctors (CBD). Pendiri CBD, Chris Gardjito, menegaskan posko donasi akan dibuka hingga 20 Oktober 2025 di Jalan Raya Kedampang, Kerobokan Kelod, Kuta Utara.
Sebagai catatan, Lions Clubs International merupakan organisasi pelayanan terbesar di dunia dengan 1,4 juta anggota di 200 negara. Sementara Cross Border Doctors adalah yayasan nirlaba yang aktif melayani masyarakat di daerah 3T (Tertinggal, Terluar, Terpencil) sejak 2022.
Kolaborasi keduanya di Bali bukan sekadar penyaluran bantuan sesaat, melainkan simbol kuat bahwa kemanusiaan tidak mengenal batas wilayah, suku, maupun bangsa. Dari tragedi besar ini, pesan yang muncul jelas: solidaritas global bisa menjadi kekuatan nyata untuk membangkitkan Bali. (*)