NASIONAL, BALINEWS.ID – Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pentingnya pembenahan pariwisata Bali sebagai barometer utama destinasi wisata Indonesia. Melalui akun Instagram resminya, Luhut menyampaikan bahwa sebesar apa pun upaya menarik wisatawan, tidak akan berarti bila masalah di Bali tidak ditangani dengan serius.
Luhut mengingat perbincangannya dengan Carolyn Turk, World Bank Country Director untuk Indonesia, yang menyoroti pentingnya pembenahan Bali demi menjaga daya tarik pariwisata nasional.
Kajian Dewan Ekonomi Nasional menunjukkan ekonomi Bali tumbuh pesat pasca-pandemi, bahkan melampaui capaian sebelumnya. Namun, pertumbuhan cepat itu juga memunculkan sejumlah tantangan, mulai dari overtourism di kawasan Canggu, Kuta, dan Ubud, hingga persoalan sampah, kemacetan, serta meningkatnya pelanggaran yang dilakukan warga negara asing (WNA).
Audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) juga menemukan penyalahgunaan izin usaha Penanaman Modal Asing (PMA). Banyak izin skala UMKM justru dimanfaatkan perusahaan asing, di mana hampir 40 persen di antaranya tidak memenuhi persyaratan, sehingga merugikan pelaku usaha lokal.
Menanggapi hal tersebut, Luhut menyebut pemerintah bersama Bank Dunia tengah menyiapkan studi komprehensif untuk merancang pariwisata Bali yang lebih berkualitas dan berkelanjutan. Beberapa langkah jangka pendek yang akan dilakukan mencakup perbaikan sistem perizinan OSS, penegakan hukum bagi wisatawan pelanggar, pengelolaan sampah terintegrasi, serta pengembangan transportasi publik di Bali.
“Harapan saya, kolaborasi lintas sektor ini tidak hanya menjadikan pariwisata sebagai pintu masuk pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat Bali, sekaligus memperkuat citra pariwisata Indonesia di mata dunia,” ujar Luhut.