BALINEWS.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2025 mencapai 7,28 juta orang. Angka ini naik sekitar 83 ribu orang atau 1,11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meski jumlah pengangguran bertambah, BPS justru mencatat adanya penurunan dalam Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Dari 4,82 persen pada Februari 2024, TPT turun menjadi 4,76 persen di Februari 2025.
Fenomena ini terjadi seiring dengan meningkatnya jumlah angkatan kerja yang kini mencapai 153,05 juta orang. Artinya, ada penambahan sekitar 3,67 juta orang dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, jumlah penduduk yang bekerja juga bertambah signifikan, menjadi 145,77 juta orang atau naik 3,59 juta orang dari Februari 2024.
Namun, berdasarkan laporan terbaru International Monetary Fund (IMF), tingkat pengangguran Indonesia pada 2025 diperkirakan sebesar 5 persen. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di Asia Tenggara. Posisi berikutnya ditempati Filipina (4,5 persen), Malaysia (3,2 persen), Vietnam dan Singapura (masing-masing 2 persen), serta Thailand (1 persen).
Pemerintah sendiri menargetkan agar TPT bisa ditekan ke kisaran 4,5–5 persen pada tahun ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi nasional akan mencapai 5,2 persen, yang diharapkan mampu mendongkrak penciptaan lapangan kerja.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengakui bahwa persoalan pengangguran masih menjadi pekerjaan rumah besar pemerintah. Ia menyebut kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil turut memicu naiknya angka pengangguran.
Untuk menekan jumlah pengangguran, pemerintah terus mendorong berbagai program strategis, salah satunya melalui penyelenggaraan job fair guna mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan.
“Kami terus berupaya membuka akses kerja seluas-luasnya. Dengan kerja sama lintas sektor, kami optimistis angka pengangguran bisa ditekan,” ujar Yassierli. (*)