Apakah Putar Lagu Indonesia Raya Kena Royalti? Begini Klarifikasi LKMN

Ilustrasi bendera merah-putih (sumber: Pixabay)

VIRAL, BALINEWS.ID – Di tengah ramainya pembahasan soal kewajiban membayar royalti untuk pemutaran lagu, termasuk suara alam seperti kicauan burung di kafe, muncul pertanyaan besar dari masyarakat: bagaimana dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya, apakah juga dikenai royalti?

Pertanyaan ini muncul usai pernyataan dari Komisioner Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) Bidang Kolekting dan Lisensi, Yessi Kurniawan, yang menyebut bahwa lagu Indonesia Raya bisa dikenai royalti.

Pernyataan tersebut sempat membuat bingung publik. Namun, LMKN kemudian memberikan klarifikasi untuk meluruskan informasi yang beredar.

Komisioner LMKN Bidang Kolekting dan Lisensi, Jhonny W Maukar, menjelaskan bahwa lagu Indonesia Raya sebenarnya sudah berstatus public domain, artinya sudah tidak lagi dilindungi oleh hak cipta karena masa perlindungannya telah berakhir. Dengan demikian, tidak ada kewajiban membayar royalti saat lagu tersebut digunakan.

BACA JUGA :  Mabuk dan Emosi, 4 Pemuda NTT Keroyok Pasutri di Patung Dewa Ruci

“Apalagi lagu kebangsaan seperti Indonesia Raya, itu sudah masuk ranah public domain,” jelas Jhonny dalam keterangan resminya, Jumat (8/8/2025).

Ia merujuk pada Pasal 58 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, yang menyatakan bahwa hak cipta berlaku selama hidup pencipta dan 70 tahun setelah pencipta meninggal dunia, dihitung sejak tanggal 1 Januari tahun berikutnya.

Karena WR Supratman, pencipta Indonesia Raya, telah meninggal lebih dari 70 tahun yang lalu, maka hak cipta atas lagunya telah berakhir. Artinya, ahli waris tidak lagi memiliki hak ekonomi atas lagu tersebut, dan masyarakat bebas menggunakannya tanpa harus membayar royalti.

BACA JUGA :  Kasus Rabies Meningkat, Pemkab Tabanan Libatkan Desa Adat dan Warga

“Jadi secara hukum, tidak ada pelanggaran bila menyanyikan atau memutar lagu Indonesia Raya yang asli. Sudah lewat 70 tahun sejak penciptanya wafat, sehingga tidak perlu bayar royalti,” tegas Jhonny.

Lebih lanjut, ia juga mengutip Pasal 44 UU Hak Cipta yang menyebutkan bahwa penggunaan karya cipta untuk keperluan pendidikan, pelatihan, penelitian, kegiatan pemerintahan, hingga pertunjukan non-komersial tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta, selama mencantumkan sumber dan tidak merugikan pencipta.

Dengan klarifikasi ini, LMKN menegaskan bahwa lagu Indonesia Raya tidak dikenai royalti, kecuali jika dikomersialkan misalnya seperti konser berbayar, pertunjukan orkestra, atau tayangan iklan atau dalam bentuk tertentu yang secara hukum diatur khusus di luar ketentuan umum hak cipta. (*)

BACA JUGA :  Tinggalkan Motor di Pantai Mimba, I Wayan Suwitra Diduga Terseret Arus Saat Mancing

Tag

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Breaking News

Informasi Lowongan Pekerjaan Terbaru Hari Ini

Baca Lainnya

Eks Perbekel Tusan Divonis 2,5 Tahun Penjara Terkait Kasus Korupsi APBDes SEMARAPURA, BALINEWS.ID – Majelis Hakim Pengadilan Tipikor...
BULELENG, BALINEWS.ID - Kasus dugaan pemalsuan dokumen terkait penguasaan tanah negara di kawasan “Bukit Ser”, Desa Pemuteran, Kecamatan...
NUSA PENIDA, BALINEWS.ID – Polsek Nusa Penida kembali menorehkan prestasi dalam pengungkapan tindak kriminalitas di wilayah hukumnya. Melalui...
JEMBRANA, BALINEWS.ID - Peristiwa tragis terjadi di aliran Sungai Bilukpoh, Banjar Penyaringan, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana,...