BADUNG, Balinews.id – Meskipun Bali seharusnya telah memasuki musim kemarau pada bulan Mei 2025, nyatanya hujan dengan ringan-sedang masih mengguyur beberapa wilayah. Apakah hal ini wajar?
Prakirawan BBMKG Wilayah III, Lia Cahyani ketika dihubungi, Sabtu (18/5/25) mengatakan ini adalah hal yang normal.
“Iya, kondisi ini masih tergolong normal, karena musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan yang turun sama sekali,” ujarnya.
Lebih lanjut Lia menjelaskan bahwa berdasarkan informasi dari Stasiun Klimatologi Bali, awal musim kemarau di Bali diprediksi terjadi pada bulan April untuk wilayah Bali bagian utara, timur, dan selatan. Kemudian yang paling akhir memasuki musim kemarau adalah wilayah Bali bagian tengah yaitu pada awal hingga pertengahan bulan Mei.
Hujan Potensi hujan dengan skala lokal dan bahkan cuaca ekstrem, dalam hal ini hujan lebat masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Bali karena masih dalam masa peralihan dari hujan ke kemarau.
Berdasarkan analisis dinamika atmosfer tanggal 17 Mei 2025, kondisi hujan di Bali disebabkan oleh suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar antara 28 – 30°C dan massa udara basah terkonsentrasi mulai dari lapisan permukaan hingga lapisan 500 mb yang mendukung terbentuknya awan hujan.
Secara umum hingga 3 hari kedepan, cuaca di wilayah Bali diprediksi dominan berawan dan berpotensi hujan dengan intensitas ringan – sedang di sebagian wilayah Bali.
Masyarakat pun dihimbau agar tetap memperhatikan kondisi kesehatan dalam menghadapi adanya potensi cuaca ekstrem. Terutama yang beraktivitas di sekitar pantai dan laut untuk mewaspadai potensi peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang mencapai 2 meter atau lebih di perairan Selatan Bali. (*)