BULELENG, BALINEWS.ID – Suara masyarakat kembali menggema dari utara Bali. Dugaan pembabatan hutan lindung di Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Buleleng, kini menyedot perhatian publik setelah seorang warga bernama Nengah Setiawan berani mengungkap aktivitas tersebut melalui video yang viral di media sosial.
Namun alih-alih mendapat apresiasi, langkah Nengah justru berujung pada kunjungan aparat kehutanan ke rumahnya, yang oleh banyak pihak dinilai sebagai bentuk tekanan terhadap warga yang hanya ingin menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan.
Sikap aparat ini memantik reaksi keras dari Ketua Fraksi Gerindra–PSI DPRD Provinsi Bali, Gede Harja Astawa, yang menilai tindakan tersebut bisa menimbulkan kesan intimidatif terhadap rakyat kecil yang berani bersuara.
“Sangat disayangkan tindakan oknum Dinas Kehutanan yang mendatangi warga seperti itu. Warga seperti Nengah Setiawan justru patut diapresiasi, bukan ditekan. Ia tidak dibayar, tapi berani menyuarakan kebenaran yang ia lihat sendiri di lapangan,” tegas Gede Harja Astawa, Senin (6/10/2025).
Politisi asal Buleleng ini menegaskan, keberanian warga menyuarakan kerusakan alam semestinya menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan.
“Semakin banyak masyarakat yang peduli terhadap lingkungan, saya yakin alam kita akan semakin lestari. Justru suara masyarakat harus menjadi motivasi bagi aparat dan lembaga terkait untuk bekerja lebih baik dalam menjaga kawasan hutan,” ujarnya.
Gede Harja juga menyoroti pentingnya penegakan hukum yang adil dan transparan. Ia menegaskan, apabila benar terjadi praktik pembalakan liar di kawasan hutan Sukasada, maka pemerintah harus bertindak tegas terhadap pelakunya, bukan terhadap warga yang mengungkapkan fakta di lapangan.
“Kalau memang ada oknum yang nakal, yang menebang hutan dengan cara-cara tidak benar, harus diambil tindakan tegas. Jangan malah mendatangi orang yang menyuarakan kebenaran,” tandasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa program penebangan maupun reboisasi harus dijalankan sesuai aturan dan mempertimbangkan keseimbangan ekologis.
“Hutan lindung jangan diganti dengan tanaman ekonomi seperti cengkeh atau kopi, karena itu tidak bisa menjaga struktur tanah seperti pohon besar. Kalau gunung gundul, air akan hilang, tanah mudah longsor,” tegasnya.
Akan Dibawa ke Komisi I DPRD Bali
Sebagai wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Buleleng, Gede Harja memastikan dirinya tidak tinggal diam. Ia berencana membawa persoalan ini ke rapat Komisi I DPRD Provinsi Bali, yang membidangi pemerintahan, tata ruang, dan perizinan.
“Saya akan sampaikan persoalan ini di komisi, terutama di ‘Pantus’ yang membahas tata ruang dan aset. Kita ingin tahu akar masalahnya, apakah ada pelanggaran prosedur atau pembiaran dari pihak tertentu,” ungkapnya.
Tak hanya di Sukasada, Gede Harja juga mengungkap bahwa dirinya telah menerima laporan serupa dari masyarakat di sejumlah wilayah lain di Buleleng seperti Tambangan, Sepang, hingga Gerokgak, yang menyebut kondisi hutan di daerah mereka mulai gundul dan rawan longsor.
“Bukan hanya di Ambengan, tapi di beberapa wilayah Buleleng juga saya dapat laporan kondisi hutannya mulai rusak. Ini harus jadi perhatian serius bagi semua pihak,” katanya.
Lebih lanjut, Gede Harja menegaskan bahwa aparat negara maupun pejabat publik harusnya menyikapi kritik masyarakat dengan kepala dingin dan bijaksana, bukan dengan cara mendatangi rumah warga yang berani bersuara.
“Sekalipun maksudnya menjelaskan, mendatangi rumah warga bisa diartikan sebagai bentuk intimidasi. Pasti ada perasaan tidak nyaman bagi yang dikunjungi,” ujarnya.
Ia menilai akan jauh lebih elegan apabila aparat justru mengajak warga yang mengkritik untuk bersama-sama meninjau kondisi hutan secara langsung agar semua pihak memperoleh gambaran yang objektif.
“Kalau memang ingin klarifikasi, ajak saja Nengah turun bersama ke lokasi. Lihat fakta di lapangan. Itu jauh lebih baik dan transparan daripada mendatangi rumah orang dan membuatnya merasa terintimidasi,” imbuhnya.
Apresiasi Keberanian Warga Peduli Alam
Sebagai putra daerah asli Buleleng, Gede Harja menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh kepada Nengah Setiawan atas keberaniannya membela kelestarian alam. Ia berharap Nengah tidak gentar dan terus berjuang demi lingkungan hidup yang lebih baik.
“Saya sangat mengapresiasi keberanian Nengah Setiawan. Jangan patah semangat. Suara seperti beliau ini harus kita dukung, karena lahir dari kejujuran dan cinta pada alam,” ujarnya menutup pernyataannya.
Dengan nada tegas, ia mengingatkan seluruh pihak bahwa suara rakyat bukanlah ancaman, melainkan kekuatan moral yang perlu dihargai.
“Kalau masyarakat peduli, itu tandanya negara masih punya harapan,” pungkasnya. (*)