Dulu Rakit Bom Kini Meramu Kopi, Begini Cerita Umar Patek

Share:

Umar Patek kini membuka bisnis kopi Ramu. (Foto: REUTERS/Prasto Wardoyo)
Umar Patek kini membuka bisnis kopi Ramu. (Foto: REUTERS/Prasto Wardoyo)

BALINEWS.ID – Dulu dikenal dunia sebagai perakit bom dalam tragedi Bom Bali I, kini Umar Patek memilih meracik aroma damai lewat seduhan kopi. Pria yang pernah mendekam di Lapas Porong karena kasus terorisme itu resmi meluncurkan usaha kopi bertajuk Ramu Kopi pada Selasa malam (3/6/2025) di Hedon Estate, Surabaya.

“Dulu saya dikenal karena membawa luka bagi banyak orang, sekarang saya ingin dikenal karena membawa rasa-rasa yang menyembuhkan,” kata Umar, dikutip Detik.

Nama Ramu Kopi bukan dipilih sembarangan. Ternyata, kata “Ramu” merupakan kebalikan dari nama “Umar”. Filosofinya sederhana namun kuat: ini bukan sekadar kopi, tapi simbol perjalanan hidup yang memilih damai dan perubahan.

BACA JUGA :  Calon Ketum PSSI Bali Turah Mantri Serap Aspirasi di Ajang Trofeo

Dalam peluncuran tersebut, Umar memperkenalkan beberapa racikan kopi andalannya, mulai dari arabika Ijen, robusta, hingga kopi rempah. Ia meracik semua itu dengan harapan bisa diterima masyarakat sebagai karya baru dari seseorang yang pernah menempuh jalan kelam.

Awal Perjalanan Bisnis Kopi

Langkah awal Umar merintis bisnis kopi bermula dari pertemuannya dengan drg David Andreasmito, pemilik Hedon Estate. Pertemuan sederhana di rumah Umar, saat ia menyuguhkan secangkir kopi, menjadi titik balik penting.

BACA JUGA :  Polres Bangli Ungkap Kasus Penyalahgunaan BBM Subsidi, Pelaku Jualan di Warung

“Waktu saya sajikan kopi, beliau langsung suka. Dari sana muncul ide, kenapa tidak sekalian saja buka usaha kopi?” cerita Umar.

Bersama rekan-rekan David yang ahli dalam dunia kopi, Umar pun mulai meramu cita rasa khas, terutama dari daerah Bondowoso. Ia mendapatkan kepercayaan untuk menjual racikan kopinya di kafe milik David.

“Dulu meramu bom, sekarang saya meramu kopi. Ini proses rekonsiliasi saya dengan hidup,” ucap Umar menirukan ucapan David yang kini mendampinginya membangun usaha.

David sendiri mengaku optimistis bahwa perjalanan baru Umar ini akan berdampak positif bagi masyarakat, bahkan bagi keluarga penyintas Bom Bali. “Dia tahu saya non-Muslim, tapi tetap mau dekat saya. Itu bukan karena uang, tapi karena ada ketulusan. Dan itu membuat saya percaya, dia sudah berubah,” ujar David.

BACA JUGA :  Pesawat Terbalik di Toronto, Para Penumpang Bergelantungan Bak Kelelawar

Momen mengharukan pun terjadi ketika peluncuran Ramu Kopi dihadiri oleh Chusnul Chotimah, penyintas Bom Bali I. Pertemuan itu menjadi simbol kuat rekonsiliasi antara masa lalu dan masa depan yang ingin dirajut kembali dalam harmoni.

Kini, Ramu Kopi bukan hanya tentang secangkir minuman, tapi juga tentang harapan, pemulihan, dan perjalanan menuju damai yang nyata. (*)

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

GIANYAR, BALINEWS.ID – Sebuah sengketa waris yang berlarut-larut dan sempat memecah belah keharmonisan sebuah keluarga di Desa Pejeng...

GIANYAR, BALINEWS.ID – Pagi yang seharusnya diisi hiruk pikuk persiapan kerja di PT Bali Treasures, Banjar Pengembungan, Desa...

KARANGASEM, BALINEWS.ID — Sebuah sampan tanpa awak ditemukan mengapung di perairan Pantai Lipah, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem,...

KARANGASEM, BALINEWS.ID — Seorang kakek bernama I Made Rerod (75), warga Banjar Ganggang, Desa Seraya, Kabupaten Karangasem, dilaporkan...

Breaking News

Berita Terbaru
Teh
LPG
SIM
PNS
NTT
STT
PBB
PON
Bir
PMI
DIY
SBY
BCL
Art
SMP
PAW
IKN
PHK
NIK
USG
Pil
ATM
atv
DPR
AHY
kos
PSN
IU
PKB
ASN
KPK
BNN
PAD
TKP
KAI
SEO
BSN
Tas
lpd
5km
Run
Sar
UKT
tni
bkk
PLN
api
KTP
KEK
MoU
Kue
WNA
PMK
BPS