Gadis Berdarah Karangasem Wakili Lampung di Paskibraka Nasional, Tugas Bawa Baki

Share:

Rara (kanan) mendapatkan support dari Pemerintah Lampung Tengah menuju Paskibraka Nasional.
Rara (kanan) mendapatkan support dari Pemerintah Lampung Tengah menuju Paskibraka Nasional.

KARANGASEM, BALINEWS.ID – Ni Made Ira Puspa Nandini, atau akrab disapa Rara, gadis kelahiran Lampung Tengah, berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan terpilih sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional 2025 mewakili Provinsi Lampung. Siapa sangka, di balik prestasinya, Rara memiliki darah keturunan Bali yang mengalir dari kakek dan neneknya, yang merupakan transmigran akibat letusan Gunung Agung.

Rara, yang lahir pada 21 Mei 2009 di Kampung Dharma Agung, Lampung Tengah, berhasil mengalahkan 37 pesaing lainnya dalam seleksi Paskibraka putri di tingkat provinsi. Ia mengaku sempat ragu bisa lolos, namun dukungan orang tuanya menjadi pendorong utama.

BACA JUGA :  Aksi Nekat Pendaki di Puncak Gunung Agung Viral, Forum Pemandu Prihatin

“Astungkara, saya lolos ke pusat. Bangga bisa mewakili Provinsi Lampung, karena awalnya saya ragu. Namun, orang tua mengatakan saya bisa lantaran semua orang berhak mendapat kesempatan sebagai Paskibraka, tinggal berusaha maksimal,” ujar Rara, saat mengikuti pemusatan latihan di Depok, Jawa Barat.

Ketertarikan Rara pada Paskibraka dimulai sejak ia duduk di bangku kelas 10 SMAN 1 Seputih Mataram. Ia mengaku terinspirasi oleh kakak kelasnya yang terlihat gagah saat menggunakan seragam Paskibraka. Berbekal latihan intensif dari ekstrakurikuler, Rara tidak merasa kesulitan saat menjalani pemusatan latihan Paskibraka Nasional, bahkan saat mendapat kesempatan berharga untuk berlatih membawa baki bendera.

BACA JUGA :  Warga Serangan Khawatir Laut Serangan Dikuasai PT BTID, "Kami Bisa Apa?"

“Karena dari daerah, saya sudah dilatih membawa baki bendera sehingga tidak kaget. Saat melangkah di tangga, tatapan harus ke depan. Agar langkahnya tidak lebih atau kurang, saya hitung dulu tangganya,” jelas Rara, yang mendapat kesempatan berlatih membawa baki sebanyak dua kali.

Ayah Rara, Wayan Rudiarna, mengungkapkan bahwa orang tua dan mertuanya berasal dari Desa Dinas Batu Ringgit, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali. Mereka melakukan transmigrasi ke Lampung Tengah setelah Gunung Agung meletus pada tahun 1963 silam.

BACA JUGA :  Warga Medahan Sampaikan Keluhan Gas Langka hingga Pasokan Semen ke Kapolres

Awalnya, kakek dan nenek Rara tinggal di desa tetangga sebelum akhirnya pindah ke Kampung Dharma Agung, yang saat itu masih berupa hutan lebat. Wayan Rudiarna juga menyebutkan bahwa keluarga besarnya di Bali masih mengikuti perkembangan Rara. “Paman, adik dan keluarga besar saya masih ada di Batu Ringgit. Mereka mengetahui Rara menjadi Paskibraka nasional melalui pengumuman live streaming,” pungkasnya.

Tag

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Baca Lainnya

BALINEWS.ID – Asia World Model United Nations XII (AWMUN XII) kembali menjadi sorotan dunia internasional sebagai salah satu...
SEMARAPURA, BALINEWS.ID – Kualitas pembangunan fasilitas pendidikan di Kabupaten Klungkung kembali menuai sorotan. Komisi III DPRD Klungkung menemukan...
BALINEWS.ID - Suasana mencekam langsung menyergap begitu melangkah ke dalam rumah keluarga Frank. Udara dingin menusuk, cahaya temaram,...
DENPASAR, BALINEWS.ID – Kasus pembunuhan sadis terhadap seorang wanita driver online, Remi Yuliana Putri (37), akhirnya mulai disidangkan...

Breaking News