BALINEWS.ID – Gula darah rendah atau hipoglikemia, sebuah kondisi di mana kadar gula darah seseorang turun di bawah 70 mg/dL, dijelaskan oleh dr. Christy Efiyanti, Sp.PD dari Fakultas Kedokteran Institut Pertanian Bogor (IPB).
Menurut American Diabetes Association (ADA), kondisi ini umumnya terkait dengan penggunaan obat-obatan anti-diabetes dan faktor lain seperti konsumsi alkohol atau kondisi medis seperti insulinoma, sebuah tumor langka di pankreas.
Dr. Christy menjelaskan bahwa gejala gula darah rendah mencakup gemetar, kebingungan, peningkatan denyut nadi, berkeringat berlebihan, rasa lapar yang intens, dan bahkan penurunan kesadaran. Kondisi ini juga dapat berpotensi menyebabkan hypoglycemia unawareness, di mana penderita tidak sadar akan gejala gula darah rendah.
Selain itu, gula darah rendah dalam skala ringan hingga sedang dapat memiliki dampak serius seperti risiko jatuh dan patah tulang, gangguan ingatan, serta memerlukan rawat inap. Kondisi yang berkepanjangan bahkan bisa meningkatkan risiko kerusakan struktural pada otak dalam waktu 24 jam setelah kejadian.
Penting untuk meningkatkan kesadaran akan gejala gula darah rendah dan mengidentifikasi faktor risiko serta tindakan pencegahan yang tepat. Informasi ini menjadi krusial untuk mengelola kondisi kesehatan secara efektif dan mengurangi dampak serius yang mungkin terjadi.