Jalan Usaha Tani 3 Km di Desa Adat Kuning Resmi Dibuka, Wujud Swadaya Petani untuk Pertanian Berkelanjutan

Jalan Usaha Tani 3 Km di Desa Adat Kuning Resmi Dibuka, Wujud Swadaya Petani untuk Pertanian Berkelanjutan
Jalan Usaha Tani 3 Km di Desa Adat Kuning Resmi Dibuka, Wujud Swadaya Petani untuk Pertanian Berkelanjutan (sumber foto: istimewa)

BANGLI, BALINEWS.ID – Desa Adat Kuning, Kecamatan Kuning, Bangli, menorehkan langkah besar dalam mendukung ketahanan pangan sekaligus menjaga kelestarian alam.

Melalui swadaya penuh masyarakat, terutama para krama subak, kini terbentang Jalan Usaha Tani sepanjang 3 kilometer dengan lebar sekitar 1,5 meter yang menghubungkan areal persawahan hingga menuju objek wisata Air Terjun Kuning.

Bendesa Adat Kuning, I Ngakan Perasi Semarabawa, mengungkapkan bahwa gagasan pembangunan jalan usaha tani ini lahir dari rapat desa pada 16 Agustus 2025, bertepatan dengan rangkaian peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI.

“Kami menyampaikan aspirasi krama subak kepada Kodim dan Polres, dan syukurnya mendapat dukungan penuh. Hari ini sudah tampak hasilnya, alat berat ekskavator pun diturunkan untuk merapikan badan jalan,” ujarnya.

BACA JUGA :  Bonnie Blue Didenda Rp200 Ribu Usai Sidang Tipiring di PN Denpasar

Pembangunan jalan ini sepenuhnya dibiayai lewat “swadaya masyarakat”, baik donasi dari krama desa adat, Subak Pangsut, Subak Peling, hingga Subak Tengah Kelas. Hingga saat ini, belum ada bantuan dana dari pemerintah.

Meski demikian, Bendesa Adat Kuning berharap ke depan ada dukungan dari Pemkab Bangli maupun DPRD, terutama saat peresmian jalan usaha tani yang rencananya akan digelar pada September 2025 bertepatan dengan upacara “resigana” (penyucian).

Jalan usaha tani ini dibangun dengan tujuan utama mempermudah akses para petani. Selain itu, jalur ini akan menjadi akses penting menuju kawasan wisata alam Air Terjun Kuning, yang berpotensi dikembangkan sebagai “EkoWisata Kelung”.

BACA JUGA :  Mengingat Kembali Kemuliaan Guru Melalui Rangkaian Perayaan Saraswati Hingga Pagerwesi

Filosofi “Keluung” – Menuju Kebaikan

Nama “Keluung” sendiri memiliki filosofi mendalam. Di ujung utara terdapat sebuah gorong-gorong kecil berdiameter 30 cm, sumber mata air dari Pangsut yang dahulu mengalir hingga ke Kerajaan Taman Bali.

“Keluung dalam bahasa Bali berarti menuju kebaikan. Filosofi inilah yang kami pegang untuk membangun ekowisata berbasis pertanian yang tetap menjaga kelestarian alam,”* jelas Ngakan Perasi.

Pertanian Berkelanjutan, Alam Tetap Terjaga

Meski berstatus jalan usaha tani, akses ini sengaja dibuat hanya selebar 1,5 meter. Kendaraan besar seperti pikap tidak dapat masuk, sehingga lahan tetap murni difungsikan untuk pertanian, bukan untuk alih fungsi lahan.

BACA JUGA :  Masih SMP Sudah Mencuri, Uang Rp 3 Juta Raib Dipakai Mabuk dan Main Billiar

Bendesa Adat Kuning menegaskan bahwa semangat pembangunan jalan ini adalah untuk pertanian berkelanjutan sekaligus pariwisata berbasis kearifan lokal.

“Kami berharap jalan ini tidak hanya mempermudah petani, tetapi juga menjaga alam tetap utuh. Pertanian jalan, wisata pun berkembang, tapi semuanya berlandaskan pelestarian,” pungkasnya. (TimNewsyess)

Tag

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Breaking News

Informasi Lowongan Pekerjaan Terbaru Hari Ini

Baca Lainnya

NASIONAL, BALINEWS.ID - Bareskrim Polri membongkar upaya peredaran narkotika yang diduga disiapkan jelang pelaksanaan Djakarta Warehouse Project (DWP)...
ASITA Bali Perkuat Arah Pariwisata 2026: Bidik 3 Pasar Emerging dan Penguatan Citra BADUNG, BALINEWS.ID – Asosiasi Biro...
GIANYAR, BALINEWS.ID - Dewan Pengupahan Kabupaten (DPK) Gianyar akhirnya menyepakati Upah Minimum Kabupaten (UMK) Gianyar untuk tahun 2026...
BALINEWS.ID – SJM Resorts, S.A. has officially kicked off “SJM Resorts Samtastic Park,” a festive winter celebration running...