Ketua GASOS Bali Kecam Penyerobotan Hutan oleh Investor Asing

Share:

Ketua Gasos Bali Lanang Sudira

DENPASAR, BALINEWS.ID – Skandal penyerobotan kawasan hutan negara kembali menyeruak di Bali. Temuan Panitia Khusus (Pansus) Tata Ruang, Aset, dan Perizinan (TRAP) DPRD Provinsi Bali yang mendapati pabrik material konstruksi milik warga negara Rusia berdiri di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai dan hutan mangrove, mengundang kemarahan masyarakat sipil.

Ketua Gerakan Solidaritas Sosial Bali (GASOS BALI) yang juga aktif di Forum Peduli Mangrove Bali, Lanang Sudira, menegaskan bahwa praktik semacam ini tidak bisa dibiarkan.

“Harapan kami sederhana: Bali harus tetap aman, nyaman, dan lestari. Bali adalah destinasi wisata dunia, jangan sampai hancur oleh permainan kotor tata ruang. Penyerobotan hutan ini bukan sekadar pelanggaran hukum, tapi pengkhianatan terhadap masa depan Bali,” ujarnya lantang, Kamis (18/9/2025).

BACA JUGA :  Gubernur Koster: Bali Tak Butuh Ormas Preman

Ketua GASOS, Lanang Sudira menilai temuan sertifikat tanah di kawasan konservasi adalah bentuk nyata lemahnya pengawasan pemerintah dan adanya indikasi mafia tanah. Ia mempertanyakan bagaimana mungkin sebuah kawasan konservasi bisa berubah status hukum hingga memunculkan sertifikat.

“Kalau hutan konservasi saja bisa disertifikatkan, lalu dimana kepastian hukum bagi lingkungan hidup kita? Ini jelas ada permainan, dan publik berhak tahu siapa aktor di baliknya,” tegas Lanang Sudira

Kawasan Tahura Ngurah Rai bukan sekadar ruang hijau, melainkan benteng ekologi yang melindungi Bali dari abrasi, banjir, hingga polusi. Kepala UPTD Tahura Ngurah Rai, Ketut Subandi, pun menegaskan pentingnya menjaga kawasan tersebut.

BACA JUGA :  Diikuti 226 STT, Lomba Ogoh-ogoh di Jembrana Disambut Antusias

“Tahura adalah paru-paru Bali. Kalau ini sampai rusak karena industri, kita tidak hanya kehilangan alam, tetapi juga merusak citra pariwisata Bali,” jelasnya.

Ketua GASOS Lanang Sudira menegaskan, DPRD Bali dan aparat penegak hukum tidak boleh berhenti hanya pada sidak. Ia mendesak investigasi menyeluruh terhadap oknum yang menerbitkan sertifikat tanah di kawasan konservasi.

“Kalau DPRD hanya sidak lalu diam, publik akan semakin tidak percaya. Kami dari masyarakat sipil menunggu keberanian aparat hukum mengusut tuntas. Jangan sampai Bali dijual murah kepada investor asing dengan merusak hutan,” katanya penuh tekanan.

BACA JUGA :  Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dinonaktifkan Sebagai Anggota DPR

Bagi Ketua GASOS, Lanang Sudira kasus ini adalah alarm bahaya bagi Bali. Penyerobotan hutan tidak boleh dianggap sepele, karena menyangkut keselamatan lingkungan, keberlangsungan hidup masyarakat lokal, serta masa depan pariwisata.

“Kalau hari ini kita diam, besok hutan mangrove hilang, lusa banjir bandang jadi langganan. Bali bisa kehilangan jati dirinya. Inilah saatnya kita bersama-sama berdiri, menyelamatkan Bali,” pungkasnya. (TimNewsyess)

Tag

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Baca Lainnya

DENPASAR, BALINEWS.ID - Sejumlah kembang api rusak ditemukan di sebuah gudang di Jalan Sari Dana II, Ubung Kaja,...
BADUNG, BALINEWS.ID - Cuaca panas dalam beberapa hari terakhir dirasakan di berbagai wilayah Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan...
DENPASAR, BALINEWS.ID – Suasana duka menyelimuti Universitas Udayana (Unud) setelah seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik...
BANGLI, BALINEWS.ID - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali merespons viralnya isu bangunan di kawasan Taman Wisata...

Breaking News