GIANYAR, BALINEWS.ID – Sebuah insiden terjadi di Banjar Babakan, Desa Blahbatuh, Gianyar, saat sebuah layangan hias berkarakter Plankton menimpa dan merusak tiga palinggih di sebuah rumah. Peristiwa ini terjadi pada Selasa (12/8) sekitar pukul 11.30 Wita, dan berujung pada kerusakan parah pada salah satu tempat suci milik keluarga Nyoman Purna (45).
Layangan yang berukuran 1,5 meter x 1 meter dan dihiasi lambang bendera One Piece itu jatuh dan tali layangannya membuat Palinggih Taksu milik keluarga Purna roboh. Dua palinggih lain, yakni Palinggih Priangan dan Gedong, juga terdampak dan sempat miring, namun berhasil dikembalikan ke posisi semula. Sementara Palinggih Taksu mengalami kerusakan paling parah dan tidak bisa digunakan lagi. Kerugian material belum bisa ditaksir, namun pihak keluarga harus membuat palinggih baru dan menggelar rangkaian upacara.
Nyoman Purna menceritakan, saat kejadian ia sedang mengasuh cucunya di rumah dan diberitahu tentang layangan yang jatuh di area kaja kauh rumahnya. Ia mencoba mengambil layangan tersebut, namun talinya sangat kencang. “Setelah berhasil dilepas, talinya kemudian mental ke timur. Ketika itu saya belum tahu palinggih jatuh,” ujarnya. Purna baru menyadari palinggihnya rusak saat ia melintas di depan merajan dan melihat Palinggih Taksu sudah berada di bawah.
Menurutnya, layangan tersebut tidak terlalu besar, namun talinya cukup tebal. Ia menduga tali itulah yang menyebabkan kerusakan. “Mungkin saat layangan jatuh, talinya tersangkut di palinggih kemudian ditarik,” ungkapnya. Setelah kejadian, ia menahan layangan tersebut dengan harapan pemiliknya akan datang.
Tak lama berselang, beberapa anak-anak mendatangi rumahnya, namun bukan pemilik asli. Pemilik layangan tersebut akhirnya diketahui bernama Putu Leon Saputra (28), warga Banjar Tubuh, Desa Blahtanah. Anak Purna, Wayan Adi Purnawan (28), menambahkan bahwa pemilik layangan sudah datang untuk meminta maaf dan menyatakan siap bertanggung jawab. “Kami selesaikan secara kekeluargaan,” ujarnya.
Adi berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi semua. Ia mengimbau agar tidak menarik paksa layangan yang jatuh dan tersangkut kencang. “Kami juga suka main layangan, mari kita jadikan ini pelajaran agar tidak terulang,” tegasnya.
Di sisi lain, Putu Leon Saputra menjelaskan bahwa layangannya awalnya memang jatuh. Namun, menurutnya ada oknum yang belum diketahui apakah anak-anak atau bukan yang menarik tali layangan hingga menyebabkan palinggih roboh. Leon mengaku sudah mendatangi keluarga Nyoman Purna untuk meminta maaf dan siap bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi.