BADUNG, BALINEWS.ID – Seorang remaja perempuan berinisial NKDP (16), asal Desa Dausa, Kintamani, nyaris mengakhiri hidupnya dengan melompat dari Jembatan Tukad Bangkung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Sabtu (19/7). Beruntung, upayanya berhasil digagalkan oleh dua warga yang secara kebetulan melintas di lokasi.
Kapolsek Petang, AKP I Nyoman Arnaya, menjelaskan bahwa peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.30 WITA. Warga yang pertama kali melihat korban langsung merasa curiga karena remaja tersebut berdiri gelisah di tepi jembatan sambil menangis dan berteriak ingin melompat.
Dua saksi, yakni Gek Diah (40), warga Sempidi, Mengwi, dan I Putu Ogik Pratama (23), warga Petang Dalem, yang tengah dalam perjalanan pulang usai kegiatan tanam tuuh di SD 4 Belok Sidan, langsung berbalik arah saat melihat kondisi mencurigakan tersebut. Tanpa pikir panjang, mereka mendekati dan memeluk NKDP yang sudah dalam kondisi histeris.
“Korban terus menangis dan berteriak ingin terjun, tapi berhasil ditenangkan oleh saksi yang langsung memeluknya,” ujar Arnaya saat dikonfirmasi Minggu (20/7).
Korban kemudian dibawa ke rumah warga terdekat untuk menenangkan diri. Sekitar satu jam kemudian, ayah korban, I Gede Ratna Putra (49), datang menjemput putrinya usai mendapat kabar dari Bhabinkamtibmas Desa Belok/Sidan. Sang ayah menyampaikan bahwa anaknya telah pergi dari rumah sejak Kamis (17/7) dan sempat tinggal di rumah temannya di Buleleng. Ia juga mengungkapkan bahwa NKDP memiliki riwayat penyakit epilepsi.
Menanggapi kejadian tersebut, Tim Unit Kecil Lengkap (UKL) Polsek Petang yang dipimpin Perwira Pengawas langsung turun ke lokasi untuk mengamankan situasi dan meminta keterangan para saksi. Sementara kondisi korban masih belum stabil dan belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut.
Kapolsek Petang turut mengimbau masyarakat agar lebih peduli terhadap kondisi psikologis anak dan remaja di sekitarnya. “Kami harap warga tidak ragu melapor jika melihat tanda-tanda adanya potensi gangguan keselamatan jiwa, apalagi pada usia rentan seperti anak-anak dan remaja,” tegas Arnaya. (*)