Peacock Parenting: Ketika Prestasi Anak Jadi Cermin Harga Diri Orang Tua

Share:

Ilustrasi (sumber foto: Pexels/Gusvato Fring)

INTERMESO, Balinews.id – Dalam dunia parenting, muncul berbagai istilah untuk menggambarkan gaya orang tua dalam mendidik anak. Salah satu adalah “Peacock Parent” atau orang tua merak. Sesuai dengan namanya, gaya pengasuhan ini mengacu pada karakter burung merak yang menawan dan suka memamerkan bulunya yang cantik.

Peacock Parent adalah istilah yang menggambarkan orang tua yang sangat fokus pada pencapaian anak-anak mereka, terutama yang bisa dipamerkan ke publik misalnya nilai sempurna, prestasi akademik, kejuaraan lomba, hingga penampilan fisik anak. Bagi mereka, kesuksesan anak mencerminkan keberhasilan mereka sebagai orang tua.

BACA JUGA :  Candi Kurung di Kawasan Pura Dirobohkan, Renovasi Dinilai Hilangkan Esensi Tetamian

Biasanya, jenis pengasuhan ini muncul dari niat orang tua yang ingin anaknya menjadi yang terbaik. Namun, jika tidak disadari, Peacock Parenting bisa membuat anak merasa tertekan.

Berikut beberapa ciri umum dari Peacock Parent:

1. Menonjolkan Prestasi Anak di Media Sosial

Salah satu ciri paling mencolok adalah kecenderungan memamerkan setiap pencapaian anak, sekecil apa pun, di media sosial. Misalnya, saat anak menang lomba menggambar, bukan hanya dibagikan, tapi juga dilengkapi caption panjang tentang kerja keras dan dedikasi.

2. Menekankan Citra Sempurna

Peacock Parent sering berusaha menampilkan keluarga ideal di mata orang lain. Mereka lebih fokus pada bagaimana anak terlihat di luar ketimbang apa yang anak rasakan di dalam.

BACA JUGA :  Badah! Oknum Anggota DPRD Gianyar Diduga Gadaikan Puluhan Mobil Warga, Korban Ngaku Sulit Menghubungi

3. Fokus pada Hasil, Bukan Proses

Gaya pengasuhan ini sangat menekankan hasil akhir, nilai 100, juara satu, ranking teratas. Padahal, proses belajar dan kegagalan juga sangat penting dalam tumbuh kembang anak.

4. Cenderung Mengambil Alih Keputusan Anak

Peacock Parent bisa jadi terlalu dominan dalam memilihkan kegiatan, sekolah, bahkan pertemanan anak, demi membentuk citra anak ideal versi mereka.

5. Rentan Mengabaikan Kebutuhan Emosional Anak

Karena terlalu sibuk membangun pencapaian eksternal, kebutuhan emosional anak sering kali luput dari perhatian. Anak bisa merasa tidak cukup baik kecuali saat berprestasi.

BACA JUGA :  Aturan Direvisi, DPR Kini Bisa Copot Hakim MK, MA, Pimpinan KPK Hingga Kapolri

Anak yang tumbuh dengan orang tua bermental merak bisa mengalami tekanan tinggi, rasa cemas, atau bahkan kehilangan identitas. Mereka bisa merasa bahwa cinta orang tua bersyarat.

Namun, bukan berarti Peacock Parenting tidak punya sisi positif. Jika dilakukan dengan sadar dan seimbang, dorongan orang tua bisa memotivasi anak untuk berkembang. Kuncinya adalah tetap memperhatikan kebutuhan emosional dan menghargai proses, bukan hanya hasil. (*)

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

TABANAN, BALINEWS.ID – Setelah sukses menggelar serangkaian aksi bersih-bersih pantai di sejumlah lokasi di Kabupaten Badung, Coco Development...

TABANAN, BALINEWS.ID – Kebakaran hebat melanda sebuah gudang mobil milik PT Lipuri Jagadh di Jalan Bypass Ir. Soekarno,...

BADUNG, Balinews.id – Sebuah truk pengangkut pasir mengalami kecelakaan dan terjun ke jurang sedalam lima meter di kawasan...

KARANGASEM, BALINEWS.ID – Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Prayang Thithi, Desa Nawakerti, Kecamatan Abang, Karangasem, berinisial IWS...

Breaking News

Berita Terbaru
BK
HIV
ABK
Teh
LPG
SIM
PNS
NTT
STT
PBB
PON
Bir
PMI
DIY
SBY
BCL
Art
SMP
PAW
IKN
PHK
NIK
USG
Pil
ATM
atv
DPR
AHY
kos
PSN
IU
PKB
ASN
KPK
BNN
PAD
TKP
KAI
SEO
BSN
Tas
lpd
5km
Run
Sar
UKT
tni
bkk
PLN
api
KTP
KEK
MoU
Kue
WNA
PMK
BPS