Peduli Lingkungan, Warga Taro Diajari Ubah Limbah Dapur Jadi Pakan Ternak

Share:

Tata cara pemanfaatan limbah dapur diolah menjadi pakan ternak.
Tata cara pemanfaatan limbah dapur diolah menjadi pakan ternak.

GIANYAR, BALINEWS.ID – Dua kampus turun ke Desa Taro, Kecamatan Tegallalang. Warga setempat diajari cara pemanfaatan food waste atau limbah dapur sebagai pakan alternatif dalam budidaya lele skala rumah tangga.

Program ini merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Nasional yang digagas oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Warmadewa bersama Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram.

Ketua PKM Nasional, Gede Agus Surya Pratama, menjelaskan bahwa sisa makanan seperti sayuran dan biji-bijian memiliki potensi besar sebagai pakan alami yang bernutrisi untuk ikan lele. Menurutnya, pendekatan ini tidak hanya mengurangi volume limbah organik, tetapi juga menekan biaya produksi dalam budidaya ikan.

BACA JUGA :  129 Atlet Muda Beradu di Kejurcab Bulutangkis Gianyar, Sang Juara Disiapkan ke Provinsi

“Memanfaatkan food waste adalah langkah konkret menuju zero waste. Kita tidak hanya menyelamatkan lingkungan dari penumpukan sampah, tapi juga menciptakan sistem pertanian terpadu yang efisien dan berkelanjutan,” ungkap Gede Agus saat membuka kegiatan di Desa Taro.

Lebih dari sekadar inovasi teknis, program ini mengedukasi warga agar lebih bijak dalam mengelola limbah rumah tangga. Dengan antusias, warga Desa Taro mengikuti pelatihan mengolah sisa makanan menjadi pakan ikan secara mandiri.

Kepala Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram, Dr. Zaenal Abidin, turut menekankan pentingnya bahan pakan alami yang mudah diakses masyarakat. Ia mencontohkan penggunaan tepung daun jambu biji dan ketapang yang terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. “Dengan dosis 15–30 gram per kilogram pakan untuk daun jambu biji, dan 5 gram untuk daun ketapang, hasilnya sangat signifikan,” jelasnya.

BACA JUGA :  Pohon Tua Tumbang di Pura Puseh, Dulu Ingin Ditebang tapi Bikin Celaka

Inisiatif ini menjadi wujud nyata integrasi antara kepedulian lingkungan, inovasi pangan lokal, dan pemberdayaan masyarakat. Diharapkan, langkah sederhana ini bisa menjadi model replikasi di berbagai wilayah dalam menghadapi tantangan lingkungan dan krisis pangan secara berkelanjutan. (bip)

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

GIANYAR, BALINEWS.ID – Sebuah sengketa waris yang berlarut-larut dan sempat memecah belah keharmonisan sebuah keluarga di Desa Pejeng...

GIANYAR, BALINEWS.ID – Pagi yang seharusnya diisi hiruk pikuk persiapan kerja di PT Bali Treasures, Banjar Pengembungan, Desa...

KARANGASEM, BALINEWS.ID — Sebuah sampan tanpa awak ditemukan mengapung di perairan Pantai Lipah, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem,...

KARANGASEM, BALINEWS.ID — Seorang kakek bernama I Made Rerod (75), warga Banjar Ganggang, Desa Seraya, Kabupaten Karangasem, dilaporkan...

Breaking News

Berita Terbaru
Teh
LPG
SIM
PNS
NTT
STT
PBB
PON
Bir
PMI
DIY
SBY
BCL
Art
SMP
PAW
IKN
PHK
NIK
USG
Pil
ATM
atv
DPR
AHY
kos
PSN
IU
PKB
ASN
KPK
BNN
PAD
TKP
KAI
SEO
BSN
Tas
lpd
5km
Run
Sar
UKT
tni
bkk
PLN
api
KTP
KEK
MoU
Kue
WNA
PMK
BPS