Pemasang Pagar Kawat Berduri di Beng Gianyar Angkat Bicara, Klaim Lindungi Hak atas Tanah

Pagar kawat berduri dipasang oleh pihak yang mengklaim sebagai pemilik tanah.
Pagar kawat berduri dipasang oleh pihak yang mengklaim sebagai pemilik tanah.

GIANYAR, BALINEWS.ID – Polemik pemagaran kawat berduri di Kelurahan Beng, Gianyar, akhirnya mendapat tanggapan dari pihak yang melakukan pemagaran. Made Arianta, pemilik lahan yang dipagari, mengungkapkan bahwa langkah tersebut terpaksa ia ambil demi melindungi hak atas tanah miliknya yang digunakan tanpa izin oleh pihak lain.

Dalam penjelasannya, Arianta membeberkan kronologi yang mendasari tindakannya. Ia menyampaikan bahwa dirinya membeli sebidang tanah seluas 4 are pada tahun 2017 di Kelurahan Abianbase dari seseorang bernama Pande Bambang. Namun, karena terjadi persoalan pada status tanah tersebut, ia kemudian diberikan tanah pengganti di wilayah Beng.

“Lahan pengganti yang saya terima di Beng luasnya hanya 146 meter persegi dan bentuknya memanjang seperti jalan,” jelas pria yang kini menjabat Kepala Dinas Perhubungan Gianyar tersebut.

BACA JUGA :  Manager PLN Bali Timur Mohon Maaf, Kini Fokus Pemulihan Listrik

Sejak tahun 2020, ia mengaku sudah berupaya menawarkan kerja sama kepada pemilik tanah di sebelah utara yang tidak memiliki akses jalan, untuk menggunakan lahannya sebagai akses bersama. Ia bahkan bersedia memberikan kompensasi sebesar 25 persen dari luas tanahnya, sesuai praktik umum yang berlaku di wilayah Gianyar. Namun, tawaran itu tidak pernah mendapat tanggapan.

“Saya sudah coba membuka komunikasi, dibantu lurah dan kepala lingkungan. Bahkan saya surati secara resmi. Tapi tidak ada respons,” tegas Arianta.

BACA JUGA :  Pegawai Money Changer di Tegallalang Diduga Tilap Uang, Polisi Bertindak

Situasi memanas pada Januari 2025 ketika salah satu pemilik lahan di sebelah utara membangun kontrakan dan menaruh material bangunan di atas tanah milik Arianta, serta menggunakan lahan tersebut sebagai akses keluar-masuk tanpa izin.

“Saya sudah datangi mereka dan minta agar ada kesepakatan terlebih dahulu, tapi tidak juga direspons. Maka untuk mengamankan hak saya sebagai pemilik sah, saya lakukan pemagaran kawat berduri,” jelasnya.

Akibat tindakannya, Arianta kini menghadapi laporan ke Polres Gianyar, Inspektorat, dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim). Meski begitu, ia menyatakan telah kooperatif mengikuti seluruh proses pemeriksaan.

BACA JUGA :  Puluhan Warga Banjar Sema Payangan Tolak Keberadaan Tower, Ini Tuntutan Warga

“Pada prinsipnya saya terbuka untuk komunikasi. Saya sudah beritikad baik dari awal, tapi dari pihak mereka malah memilih jalur hukum. Padahal kalau saya mau, saya bisa menuntut mereka karena sudah menggunakan tanah saya tanpa izin. Tapi saya tidak mau mencelakai orang Bali. Saya hanya ingin menjaga tanah saya agar tidak diserobot,” pungkasnya.

Kasus ini kini menjadi sorotan publik di Gianyar karena menyangkut persoalan kepemilikan dan akses tanah yang kerap terjadi di kawasan padat penduduk. Pemerintah setempat diharapkan turun tangan untuk memediasi kedua belah pihak dan mencegah konflik berlarut. (bip)

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Breaking News

Ucapan Hari Galungan dan Kuningan 2025 Pemkab Klungkung
Informasi Lowongan Pekerjaan Terbaru Hari Ini

Baca Lainnya

DENPASAR, BALINEWS.ID – Sebuah jukung 2 katir dengan mesin tempel Yamaha 15 PK ditemukan tanpa awak di perairan...
NASIONAL, BALINEWS.ID - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan bahwa sebagian situs judi online ternyata menggunakan layanan infrastruktur...
JEMBRANA, BALINEWS.ID - Aksi vandalisme terhadap Bendera Merah Putih di Lapangan Taman Pecangakan, Jembrana, berujung pada penangkapan dua...
SEMARAPURA, BALINEWS.ID – Festival “Pesona Negari” 2025 kembali menjadi ruang promosi bagi potensi lokal Desa Negari, termasuk sektor...