NASIONAL, BALINEWS.ID – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ASITA 2025 resmi digelar di Hotel Aston Pluit, Jakarta. Seluruh DPD ASITA dari berbagai daerah turut hadir, termasuk DPD ASITA Bali yang tampil kompak mengenakan busana endek khas Bali.
Acara bergengsi ini dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata, Ni Made Ayu Marthini. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya pembangunan pariwisata yang tidak hanya fokus pada jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga pada aspek kualitas dan keberlanjutan.
“Kami berharap Rakernas kali ini membahas isu-isu yang mendorong pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Pariwisata sudah terbukti tangguh dalam menghadapi krisis. Saat kemarin ada pandemi, sektor ini menjadi yang paling cepat pulih,” ujarnya.
Ayu Marthini juga memaparkan sejumlah program strategis dalam pemasaran pariwisata domestik dan internasional untuk tahun 2025. Beberapa di antaranya yaitu Kereta Api Expo, Komodo Travel Fair, Wonderful Indonesia Tourism Fair (WITF), serta partisipasi dalam berbagai pameran internasional seperti NATAS Travel Fair di Singapura, MATA Fair, ITB India dan Mumbai, hingga World Travel Market (WTM) London. Selain itu, promosi Wonderful Indonesia akan diperkuat di Seoul dan Beijing, serta diperluas melalui kerja sama dengan berbagai maskapai penerbangan.
Ia menambahkan bahwa pemerintah kini tengah memfokuskan pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas dan tiga destinasi tambahan, termasuk wilayah-wilayah regeneratif seperti Jakarta dan Bali. Meskipun sudah berkembang, daerah ini tetap diarahkan untuk menjaga prinsip pariwisata berkelanjutan.
Salah satu pendekatan yang menjadi fokus adalah pengembangan Desa Wisata. Ayu menilai bahwa desa wisata merupakan model ideal untuk mendukung pariwisata di wilayah regeneratif, karena mampu menghadirkan pengalaman yang autentik, ramah lingkungan, dan memberdayakan masyarakat setempat.
“Paket wisata untuk wilayah regeneratif bisa dikembangkan melalui desa wisata. Ini bentuk pariwisata yang inklusif, yakni wisata dari desa, oleh desa, dan untuk kemajuan desa. Sekarang wisatawan banyak mencari healing dan mereka menemukannya di desa wisata,” tambahnya.

Ketua Umum ASITA Indonesia, Dr. N. Rusmiati, M.Si., M.H., dalam sambutannya mengangkat semangat persatuan di antara para pelaku industri pariwisata.
“Dengan semangat ASITA Satu, kita bersama mendorong kemajuan pariwisata Indonesia yang tangguh, inovatif, kolaboratif, dan berkelanjutan,” tegas Rusmiati.
Ia juga menyoroti semangat para pengurus ASITA meskipun dunia tengah menghadapi berbagai tantangan global terutama peperangan yang sedang melanda.
“Kita ingin ASITA semua anggotanya travelnya akan jalan terus, terutama setelah pandemi dan sekarang ada perang pun harus tetap berjalan.”
Rusmiati menjelaskan bahwa dulu sektor pariwisata Indonesia mampu bertahan bahkan tanpa dukungan penuh dari pemerintah. Namun kini, dukungan tersebut datang dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Pariwisata, Dinas Pariwisata DKI Jakarta, dan para gubernur di masing-masing daerah.
“Kemarin waktu acara BBTF bisa mendatangkan ratusan buyer dari 45 negara. Apalagi Bali ada target mendatangkan 7 juta wisatawan. Memang kita harus berkaca dari provinsi yang sudah berhasil. Semoga, provinsi-provinsi lain bisa seperti Bali,” tambahnya.
Rusmiati pun berharap melalui Rakernas ini, seluruh program kerja ASITA dan usaha travel para anggotanya terus berjalan, serta mampu mendatangkan lebih banyak wisatawan. Rakernas ini juga menjadi momentum penting untuk menyatukan visi, bertukar ide, dan memperkuat sinergi antara pemerintah dengan para pelaku industri pariwisata. (*)