RS Sanjiwani Minta Maaf Layanan Obat Keluarga Pasien Terlambat, Ini Klarifikasi Direktur

Share:

Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar, dr. I Nyoman Bayu Widhiartha, MM menjelaskan mengenai layanan obat bagi pasien.
Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar, dr. I Nyoman Bayu Widhiartha, MM menjelaskan mengenai layanan obat bagi pasien.

GIANYAR, BALINEWS.ID – Terkait keluarga pasien yang mengeluhkan lamanya mendapatkan obat, dibenarkan oleh RSUD Sanjiwani Gianyar. Pihaknya meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi terhadap pasien dan keluarganya.

Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar, dr. I Nyoman Bayu Widhiartha, MM mengatakan semua pasien yang dilayani sesuai standar operasional prosedur (SOP). Tujuannya supaya tidak ada kesalahan resep atau pun kesalah administrasi.

Disebutkan Bayu, alur resep obat dikirim melalui sistem resep elektronik oleh masing-masing poliklinik, masuk ke apotek rawat jalan untuk selanjutnya dilakukan pengkajian resep oleh petugas farmasi dengan teliti sesuai dengan nama pasien, nama obat, dosis obat, jumlah obat, bentuk dan kekuatan sediaan obat. Hal tersebut bertujuan agar obat yang diserahkan kepada pasien tepat, dan sesuai dengan urutan resep yang masuk. Setelah selesai proses pengkajian, obat diambilkan, dikemas, diberi label aturan pakai, dan diserahkan kepada pasien disertai pemberian informasi obat.

BACA JUGA :  Perwakilan Keluarga Korban Penganiayaan Berdarah di Tojan Kembali Datangi Polres

Dalam hal ini, kendala yang pihaknya alami adalah ketika melaporkan resep obat ke sistem BPJS. Jika tidak melaporkan pihak RSUD tidak bisa melakukan klaim pembayaran. “Awal bulan biasanya web ini akan mengalami gangguan loadingnya cukup lama, mulai pertengahan baru sistemnya lancar,” ujarnya.

Pasien mengalami penyakit kronis atau non kronis obat yang didapat berbeda. Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan obat itu juga berbeda.

“Standar jika itu obat racikan pasien hanya membutuhkan waktu 60 menit. Jika obat biasa maksimal 30 menit,” ujar Bayu Widhiartha.

Namun kondisi dilapangan tidak bisa diprediksi. Membludaknya resep obat yang masuk ditambah sistem elektronik yang tidak lancar membuat pelayanan jadi terhambat. “Hari selasa saat mendapatkan keluhan tersebut ada sekitar 400 paket resep obat yang masuk. Selain sistem BPJS membuat obat racikan juga memerlukan waktu saat kami harus memasukan kedalam kapsul agar dosisnya sesuai,” Jelasnya. (bip)

BACA JUGA :  Sempat Dikira Korban Begal, Pengendara Motor Asal Banyuwangi Kecelakaan di Jalan Raya Saba

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

KARANGASEM, BALINEWS.ID – Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Prayang Thithi, Desa Nawakerti, Kecamatan Abang, Karangasem, berinisial IWS...

KARANGASEM, BALINEWS.ID – Kebakaran hebat melanda sebuah kandang ayam bertingkat milik I Gede Agus Nopi Subita (38) di...

GIANYAR, BALINEWS.ID — Nama Agung Ketut Rai belakangan ramai diperbincangkan di jagat musik Bali. Lewat lagu Timpal Sirep...

DENPASAR, BALINEWS.ID – Upaya memberdayakan UMKM dan perajin lokal Bali kini memasuki babak baru. Ketua Dekranasda Provinsi Bali,...

Breaking News

Berita Terbaru
BK
HIV
ABK
Teh
LPG
SIM
PNS
NTT
STT
PBB
PON
Bir
PMI
DIY
SBY
BCL
Art
SMP
PAW
IKN
PHK
NIK
USG
Pil
ATM
atv
DPR
AHY
kos
PSN
IU
PKB
ASN
KPK
BNN
PAD
TKP
KAI
SEO
BSN
Tas
lpd
5km
Run
Sar
UKT
tni
bkk
PLN
api
KTP
KEK
MoU
Kue
WNA
PMK
BPS