BANGLI, BALINEWS.ID – Saat Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025, seniman legendaris asal Bangli, Petruk, dicoret namanya dari pentas. Situasi tersebut membuat Petruk mengadu kepada Made Mulyawan Arya atau De Gadjah yang merupakan Ketua Gerindra Bali dan Ketua PBB Bali.
Dalam postingannya di media sosial, De Gadjah mengungkapkan sejumlah hal terkait Petruk yang diblok pentas saat PKB. “Pada Tanggal 1 Juni kemaren, moment ketika Pekak Petruk bercerita temtang dirinya yg jobnya diblock atau tidak diijinkan tampil di Pesta Kesenian Bali oleh oknum ASN di Dinas Kebudayaan, krn mendukung saya saat Pilgub kemaren dan juga dalam tampilan Petruk ada kata2 “Ba**sat”,” ujarnya.
Kata De Gadjah, semua orang tau Drama Gong. “Kata-kata seperti itu biasa. Jika Drama Gong semua pake bahasa Bali Sor Singgih, bagaimana jadinya? Siapa yang mau nonton? Kreativitas seniman jangan dibatasi,” harapnya.
Jika sampai urusan politik yang sudah selesai masih dibawa-bawa, sehingga artis atau seniman yang mendukung saya di Pilgub kemaren jobnya diblock atau tidak diizinkan tampil, itu hal yg sangat tidak baik. “Tidak dewasa dalam berpolitik,” terangnya.
Pada saat itu, De Gadjah menyampaikan ke Pekak Petruk bahwa akan bicara ke Pak Gubernur Wayan Koster. “Dan saya sudah bicara dengan pak Gubernur via telepon. Dan saya bicara bukan hanya untuk Pekak Petruk saja, tapi untuk semua seniman dan artis yang job-nya diblock dan tidak diizinkan tampil dimana-mana di Bali,” terang dia.
Hasil koordinasi dengan Koster, De Gadjah mengakui respons Koster sangat baik. “Beliau tidak tahu dan tidak ada menginstruksikan seperti itu, dan beliau akan mengintruksikan Dinas Kebudayaan dan jajarannya serta kadernya agar tidak melakukan seperti itu,” ungkap dia.
De Gadjah mengajak semua pihak bersinergi bersama membangun Bali. “Hajatan politik sudah selesai, sekarang adalah hajatan bersama membangun Bali agar Bali semakin baik. Terima kasih,” tutup dia. (bip)