Setelah Melasti ke Toya Sah, Dilanjutkan Mepepada di Pura Besakih

Share:

KARANGASEM, BALINEWS.ID – Kecintaan masyarakat Bali terhadap budaya dan tradisi kembali terlihat dalam prosesi sakral Ida Batara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih. Menjelang hari H, puncak karya pada Sabtu (12/4/2025) bertepatan purnama, digelar sejumlah rentetan upacara.

Yakni Melasti ke Toya Sah pada Kamis (10/4/2025). Dilanjutkan Mepepada pada Jumat (11/4/2025).

Mengenai upacara pemelastian pralingga Ida Bhatara menuju ke sumber mata air Toya Sah, Desa Muncan, Kecamatan Selat, pada Kamis (10/4). Ribuan krama dengan penuh taksu dan bhakti turut mengiringi jalannya upacara.

Ketua Panitia Karya, Jro Mangku Widiartha, mengungkapkan bahwa prosesi pemelastian ini menggambarkan keberlanjutan adat leluhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. “Upacara tahun ini sedikit berbeda, karena lokasi masucian pralingga Ida Bhatara dilakukan di Toya Sah. Tahun sebelumnya, kami melaksanakan di Tegal Suci,” ujarnya.

BACA JUGA :  Sekaha Demen Ibu-ibu Lansia Gianyar Berbagi Kasih ke Lansia Kurang Beruntung Jelang Galungan

Menurut Widiartha, pemilihan lokasi masucian mengikuti pola tradisional yang diwariskan secara turun-temurun. Untuk tahun-tahun genap dilakukan di Tegal Suci, sedangkan tahun ganjil seperti tahun ini, diadakan di Toya Sah. “Dalam satu siklus 10 tahun, kami juga akan melasti ke Watu Klotok sebagai bagian dari Panca Wali Krama,” jelasnya.

Sebagai bentuk penghormatan, 23 jempana pralingga Ida Bhatara memulai perjalanan suci menuju Toya Sah sejak pukul 10.00 pagi, menempuh jarak sekitar sembilan kilometer. Perjalanan ini bukan sekadar ritual, melainkan juga wujud nyata dari rasa cinta dan tanggung jawab terhadap warisan budaya Bali.

BACA JUGA :  AWK Soroti Lesunya Ekonomi Bali, Masyarakat Diminta Cari Alternatif Selain Pariwisata

Sehari sebelumnya, prosesi nedunang pralingga Ida Bhatara telah dilaksanakan. “Nedunang ini menjadi simbol bahwa Ida Bhatara telah berkumpul di pesamuan agung. Ini menjadi awal dari perjalanan suci menuju masucian di Toya Sah,” tutur Widiartha.

Upacara ini bukan hanya tentang serangkaian tradisi, melainkan juga tentang menjaga dan merawat identitas budaya yang telah diwariskan oleh leluhur. Masyarakat Bali menunjukkan bahwa cinta terhadap budaya adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa dipisahkan.

Setelah Melasti, digelar prosesi Mepepada Karya, yang dipinpin oleh Ida Pedanda Gede Rai Tianyar, Gerya Menara Sidemen. Mepepada berarti menyucikan hewan yang hendak digunakan sebagai sarana upacara karya.

BACA JUGA :  Wamenkes Instruksikan Unud dan RSUP Prof. Ngoerah Kirim Dokter ke Nusa Penida

Prosesi dilanjutkan Negtegang Bagia Pulekerti, Sarad dan Tegteg Bagia.

Pada sore nanti dilaksanakan Prosesi Memben, dan Puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh th 2025 di laksanakan besok, Sabtu 12 April 2025. (bip) 

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

DENPASAR, Balinews.id – Beberapa waktu lalu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Bali kembali menorehkan prestasi membanggakan....

JEMBRANA, Balinews.id – Desa Adat Pendem belakangan ini mengalami ketegangan yang berkaitan dengan kepemimpinan di lingkungan adat. Salah...

DENPASAR, BALINEWS.ID – Mantan Ketua Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Intaran, Sanur Kauh, I Wayan Mudana, akhirnya divonis 5,5...

GIANYAR, BALINEWS.ID – Investor mengklaim akan menelola Parq Ubud. Padahal, sebelumnya, Parq ini ditutup karena pelanggaran perizinan dan...

Breaking News

Berita Terbaru
DLH
OTA
CSR
BK
HIV
ABK
Teh
LPG
SIM
PNS
NTT
STT
PBB
PON
Bir
PMI
DIY
SBY
BCL
Art
SMP
PAW
IKN
PHK
NIK
USG
Pil
ATM
atv
DPR
AHY
kos
PSN
IU
PKB
ASN
KPK
BNN
PAD
TKP
KAI
SEO
BSN
Tas
lpd
5km
Run
Sar
UKT
tni
bkk
PLN
api
KTP
KEK
MoU
Kue
WNA
PMK
BPS