INTERNASIONAL, BALINEWS.ID – Otoritas keamanan pangan Taiwan menarik seluruh produk Indomie Soto Banjar Limau Kulit dari pasaran. Produk ini diketahui mengandung residu pestisida etilen oksida yang melebihi ambang batas aman.
Penarikan dilakukan oleh Food and Drug Administration (FDA) Taiwan, yang menemukan bahwa bumbu produk tersebut mengandung EtO sebesar 0,1 mg/kg, melebihi standar mereka yang menetapkan bahwa etilen oksida tidak boleh terdeteksi sama sekali dalam produk makanan.
Menanggapi kabar ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menyatakan bahwa produk Indomie yang ditarik di Taiwan bukan merupakan produk ekspor resmi dari produsen Indonesia. Produk tersebut diduga dikirim ke Taiwan oleh pihak ketiga (trader) tanpa sepengetahuan produsen maupun importir resmi.
BPOM menambahkan bahwa standar residu pestisida di Taiwan berbeda dari Indonesia, Amerika Serikat, maupun Uni Eropa. Jika di Taiwan etilen oksida harus sama sekali tidak terdeteksi, maka di negara lain masih diperbolehkan dalam batas tertentu dan dinilai berdasarkan turunan senyawa lainnya seperti 2-kloroetanol (2-CE).
BPOM juga memastikan bahwa varian Indomie Soto Banjar Limau Kulit telah memiliki izin edar di Indonesia dan aman dikonsumsi sesuai standar nasional. Saat ini, produsen tengah menelusuri bahan baku dan sumber kemungkinan adanya EtO, dan hasilnya akan dilaporkan ke BPOM.
Apa Itu Etilen Oksida?
Etilen oksida (C₂H₄O) adalah gas tidak berwarna, mudah terbakar, dan berbau agak manis. Gas ini digunakan dalam berbagai industri, antara lain:
- Untuk mensterilkan alat medis dan bedah
- Sebagai pestisida
- Untuk memproduksi etilen glikol, bahan kimia yang digunakan dalam pendingin dan pelarut
Dalam jumlah kecil, etilen oksida juga bisa muncul dalam makanan karena digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur pada rempah-rempah, teh, atau kopi.
Apa Bahaya Etilen Oksida Bagi Kesehatan?
Dilansir dari Hellosehat.com, paparan etilen oksida, baik dari udara maupun makanan, dapat menyebabkan kerusakan DNA dan meningkatkan risiko kanker. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan etilen oksida sebagai zat karsinogen. Selain itu, etilen oksida dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan jika terhirup dalam jumlah besar, dan berpotensi menyebabkan mutasi genetik. (*)
