KARANGASEM, BALINEWS.ID – Atas penangkapan tiga pelaku, Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiartha, menyatakan bahwa pihaknya mengawal proses hukum yang tengah berlangsung di kepolisian. Ia berharap kasus ini dapat ditangani secara adil dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
“Kami sangat berharap kasus pemukulan ini segera diproses sesuai dengan hukum. Kami di Desa Adat Besakih akan mengawal prosesnya sampai tuntas,” tegas Jro Bendesa Widiartha.
Ia juga menekankan bahwa Desa Adat Besakih akan tetap menjunjung tinggi awig-awig (aturan adat) dalam menangani kasus tersebut.
“Kami akan menegakkan awig-awig sebagai bentuk perlindungan terhadap marwah dan kesucian wilayah adat,” terang dia.
Berdasarkan informasi balinews.id, peristiwa pemukulan terjadi sekitar pukul 12.40 WITA di area Bencingah Pura Agung Besakih, saat berlangsungnya prosesi Karya Ida Batara Turun Kabeh.
Berdasarkan hasil penyelidikan, insiden bermula saat korban yang merupakan pecalang, I Nengah Wartawan (52) mengarahkan empat pria yang merupakan pemedek keluar dari areal Bencingah ke arah barat.
Salah satu dari mereka merespons dengan nada tersinggung, yang kemudian dibalas oleh korban dalam konteks guyonan. Percekcokan pun terjadi.
Tak lama kemudian, salah satu pelaku yang disebut sebagai anak dari pria yang diajak adu argumen, datang dan terlibat dalam cekcok. Suasana memanas hingga terjadi aksi saling dorong, yang kemudian berujung pemukulan terhadap korban hingga ia terjatuh. Korban berhasil diselamatkan oleh saksi yang berada di lokasi kejadian.
Kini tiga pelaku antara lain inisial IGLAED (30), IGLR (56), dan IGNAAP (21) telah diamankan polisi. Tiga pelaku ini merupakan warga Banjar Dinas Selat Kelod, Desa Selat, Kecamatan Selat, Karangasem. (bip)