BALINEWS.ID – Apabila suatu saat tinja kita berwarna hitam pekat, lengket, dan berbau tajam, mungkin sebagian orang menganggapnya hal biasa atau akibat makanan tertentu seperti darah ayam, hati sapi, atau bahkan obat suplemen zat besi. Namun kondisi ini bisa menjadi pertanda serius bahwa ada perdarahan di dalam saluran pencernaan bagian atas.
Dalam dunia medis, kondisi ini disebut sebagai melena. Melena bukan sekadar perubahan warna tinja. Ia adalah peringatan diam dari tubuh kita, bahwa ada masalah serius yang sedang berlangsung dan perlu ditangani dengan cepat dan tepat.
Melena adalah istilah medis untuk tinja yang berwarna hitam seperti aspal yang biasanya bertekstur lengket, dan berbau menyengat. Warna tersebut muncul karena adanya darah yang telah tercampur dengan cairan lambung dan enzim pencernaan di usus. Artinya, darah tersebut sudah berada cukup lama di saluran cerna sebelum dikeluarkan, dan ini menandakan sumber perdarahan berasal dari saluran pencernaan atas yaitu lambung, kerongkongan, atau usus dua belas jari (duodenum).
Melena bukan penyakit, melainkan gejala dari suatu kondisi yang mendasarinya. Beberapa penyebab paling umum dari kondisi ini yaitu tukak lambung atau duodenum (Luka terbuka di dinding lambung atau usus dua belas jari, bisa disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori, stres berkepanjangan, atau konsumsi obat anti nyeri (OAINS) jangka Panjang), varises esofagus pecah (pembuluh darah di kerongkongan yang melebar akibat penyakit hati kronis seperti sirosis, dapat pecah dan menyebabkan perdarahan hebat), gastritis erosive (peradangan pada lambung yang menyebabkan luka dan perdarahan mikro), kanker lambung atau esofagus (dapat menyebabkan perdarahan yang berlangsung perlahan tapi terus-menerus), Sindrom Mallory-Weiss (robekan pada kerongkongan akibat muntah berulang, biasanya terjadi pada orang dengan gangguan makan atau konsumsi alkohol berat).
Beberapa makanan atau obat memang bisa menyebabkan warna tinja menjadi lebih gelap, seperti suplemen zat besi, obat-obatan yang mengandung bismut (misalnya obat maag), konsumsi darah dari makanan (seperti hati atau darah ayam). Namun perbedaan mencoloknya adalah pada bau dan konsistensi. Tinja akibat melena sangat berbau menyengat, seperti bau besi atau logam, dan teksturnya lebih lengket dan tidak berbentuk.
Jika ragu, sebaiknya tetap berkonsultasi ke fasilitas kesehatan. Dokter dapat memastikan melalui wawancara, pemeriksaan fisik, atau tes laboratorium.
Melena sering kali disertai dengan gejala-gejala berikut nyeri atau rasa terbakar di ulu hati, mual dan muntah kadang disertai muntah darah, lemas dan kelelahan, pusing, jantung berdebar atau detak jantung meningkat, kulit pucat, penurunan nafsu makan atau berat badan. Gejala ini menunjukkan bahwa tubuh sedang kehilangan darah dan membutuhkan pertolongan segera.
Jika tidak ditangani segera, melena dapat menyebabkan anemia berat, kekurangan volume darah sampai syok, gagal organ, dan bahkan kematian, jika perdarahan masif dan tidak dikontrol. Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak menunda pemeriksaan jika anda atau orang di sekitar anda mengalami gejala-gejala tersebut.
Setelah pemeriksaan awal, dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk mengetahui jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin, pemeriksaan feses untuk mendeteksi adanya darah tersembunyi (feses okult), endoskopi untuk melihat langsung kondisi lambung dan kerongkongan dan jika diperlukan bisa dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti CT scan atau kolonoskopi.
Adapun tindakan pertama yang bisa dilakukan di rumah apabila mengalami gejala tersebut yaitu jangan panik, tetapi segera catat gejala yang dirasakan, hindari konsumsi makanan dan obat apa pun sebelum berkonsultasi dengan tenaga medis, jika penderita tampak sangat lemas atau pingsan, baringkan dengan posisi kaki sedikit lebih tinggi dari kepala dan segera diajak ke fasilitas kesehatan terdekat.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya melena yaitu konsumsi obat anti nyeri hanya sesuai petunjuk dokter, hindari alkohol dan rokok, kendalikan stres berlebihan, makan secara teratur dan tidak berlebihan, dan rutin memeriksakan diri bila memiliki riwayat gangguan lambung atau hati.
Kondisi tinja bisa menjadi cermin kesehatan tubuh. Jangan malu atau ragu untuk memperhatikan perubahan yang terjadi. Semakin kita mengenali tanda-tanda dini dari kondisi serius seperti melena, semakin besar peluang untuk sembuh dengan tanpa gejala sisa.
Jangan tunggu hingga gejala semakin parah. Jika mendapati tinja berwarna hitam pekat, kenali, waspadai, dan segera periksa ke dokter. Melena bisa menjadi sinyal tubuh bahwa kita sedang menghadapi kondisi yang butuh pertolongan segera. (*)
Penulis: dr. I Komang Swardika, S. Ked. (Dokter Umum RSUD. Gema Santi Nusa Penida)