25 Persen Pemedek Pura Besakih Masih Gunakan Plastik, Sampah Menumpuk di TPA

Karya IBTK di Pura Agung Besakih telah disineb dan masih menyisakan persoalan sampah plastik.
Karya IBTK di Pura Agung Besakih telah disineb dan masih menyisakan persoalan sampah plastik.

KARANGASEM, BALINEWS.ID – Karya Ida Batara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih telah disineb pada Sabtu (3/5/2025). Meski telah dikeluarkan imbauan resmi melalui Surat Edaran (SE) Nomor 08 Tahun 2025, sekitar 25 persen umat Hindu (pamedek) yang sembahyang ke Kawasan Suci Pura Agung Besakih masih terlihat membawa kantong plastik dan kemasan sekali pakai.

Hal ini berdampak pada terus menumpuknya sampah, terutama di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banjar Palak, Desa Besakih.

Dalam SE tersebut, seluruh pamedek dan pengunjung dilarang membawa atau menggunakan tas kresek, pipet plastik, styrofoam, serta produk atau minuman dalam kemasan plastik, sesuai Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai.

BACA JUGA :  Naik 33 Persen, 34 Ribu Orang Masuk Bali dari Lembar ke Pelabuhan Padangbai

Sebagai alternatif ramah lingkungan, umat diimbau untuk membawa tempat minum isi ulang (tumbler) dan wadah upakara yang dapat digunakan kembali. Selain itu, sisa upakara atau lungsuran yang telah dihaturkan wajib dibawa pulang, bukan dibuang sembarangan di kawasan suci.

“Setiap pemedek bertanggung jawab atas sampahnya sendiri. Sekitar 75 persen sudah tertib mengikuti imbauan, tapi masih ada sekitar 25 persen yang belum,” ujar Bendesa Besakih Jro Mangku Widiartha.

Secara umum, pelaksanaan Karya IBTK tahun ini berjalan lancar. Mayoritas pamedek telah mematuhi aturan yang ditetapkan, terutama terkait dengan kebersihan dan penghormatan terhadap kawasan suci.

BACA JUGA :  Kapal Layar Bermuatan 8 ABK Terdampar di Perairan Amed, Evakuasi Dramatis

Namun demikian, di lapangan masih ditemukan fakta bahwa volume sampah plastik terus meningkat. Di TPA Banjar Palak, sampah plastik – khususnya kantong kresek pembungkus upakara – tetap menumpuk meski penjagaan dan pemeriksaan telah diperketat di pos Candi Bentar Agung, Banjar Besakih Kangin.

Penasihat Panitia Karya Agung, Jro Gede Artayasa, tidak menampik persoalan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa sebagian besar sampah plastik justru berasal dari warung-warung makanan di sekitar kawasan pura.

“Sampah plastik itu bukan hanya dari pamedek, tapi juga banyak berasal dari warung penjual makanan. Kenyataan ini tidak bisa dipungkiri,” ujarnya.

BACA JUGA :  Rumah Disambar Petir, Satu Anggota Keluarga Tertimpa Reruntuhan Genteng

Panitia berharap ke depan seluruh pihak, termasuk pedagang dan pengunjung, lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesucian Pura Besakih dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. (bip)

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Breaking News

Informasi Lowongan Pekerjaan Terbaru Hari Ini

Baca Lainnya

Eks Perbekel Tusan Divonis 2,5 Tahun Penjara Terkait Kasus Korupsi APBDes SEMARAPURA, BALINEWS.ID – Majelis Hakim Pengadilan Tipikor...
BULELENG, BALINEWS.ID - Kasus dugaan pemalsuan dokumen terkait penguasaan tanah negara di kawasan “Bukit Ser”, Desa Pemuteran, Kecamatan...
NUSA PENIDA, BALINEWS.ID – Polsek Nusa Penida kembali menorehkan prestasi dalam pengungkapan tindak kriminalitas di wilayah hukumnya. Melalui...
JEMBRANA, BALINEWS.ID - Peristiwa tragis terjadi di aliran Sungai Bilukpoh, Banjar Penyaringan, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana,...