BADUNG, Balinews.id – Beberapa hari terakhir, Bali dilanda hujan lebat disertai angin kencang yang mengakibatkan adanya kerusakan hingga korban jiwa.
Prakirawan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Brian Eko Permadi, menjelaskan bahwa cuaca buruk ini disebabkan oleh beberapa faktor meteorologis. Faktor itu diantaranya pertama, aktifnya gelombang MJO (Madden Julian Oscillation) di fase 5 (Benua Maritim). Kedua, adanya Bibit Sikon 92S di Samudera Hindia selatan Bali. Kondisi ini mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif dan peningkatan kecepatan angin di Wilayah Bali.
Ia juga menjelaskan bahwa meskipun cuaca di Bali sempat terik dan panas, namun ternyata Bali masih berada pada musim hujan. Sebagian wilayah Bali, diprediksi baru akan memasuki musim kemarau pada bulan April 2025.
“Secara klimatologis sebagian besar wilayah Bali masih berada pada musim hujan,” jelas Brian, Minggu (23/3/25).
Berdasarkan data observasi Stasiun Meteorologi Ngurah Rai, kecepatan angin tertinggi di wilayah Bali tercatat terjadi di wilayah Badung pada Sabtu (22/3/25) dengan kecepatan 40 knot atau 74 km/jam. Sedangkan untuk curah hujan tertinggi tercatat sebesar 58.7 mm pada tanggal Rabu (19/3/25) di lokasi yang sama.
Kondisi hujan dengan intensitas ringan – lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang diprediksi masih akan terjadi hingga 3 (tiga) hari kedepan.
Terkait hal ini, BBMKG Wilayah III telah mengeluarkan press release terkait prospek cuaca hingga tanggal 25 Maret 2025 diakun media sosial kami instagram @bmkgbali.
Masyarakat dan pegiat pariwisata diimbau untuk selalu berhati-hati apabila beraktivitas diluar atau saat bepergian menggunakan kendaraan, waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan pohon tumbang. (*)