GIANYAR, BALINEWS.ID – Kasus kematian tragis seorang mandor proyek irigasi di Subak Tenggaling, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, akhirnya terungkap. I Wayan Sedhana, yang sempat dikabarkan hilang dan ditemukan tewas mengenaskan di lokasi proyek, rupanya dibunuh oleh tiga anak buahnya sendiri.
Ketiganya, berinisial MA, MF, dan SF, berasal dari Jawa Timur. Polisi menangkap mereka tanpa perlawanan di wilayah Gumitir, perbatasan Jember–Banyuwangi, pada Rabu (29/10/2025), hanya dua hari setelah kejadian.
“Ketiganya berhasil kami amankan saat berusaha kabur ke Jawa Timur,” ungkap Kapolres Gianyar AKBP Chandra C. Kesuma dalam konferensi pers di Mapolres Gianyar, Jumat (31/10/2025).
Dari hasil penyelidikan, polisi mendapati motif pembunuhan yang sangat personal dendam dan sakit hati. Para pelaku mengaku sering dimarahi bahkan ditampar oleh korban saat bekerja di proyek irigasi. Amarah yang terpendam itu meledak menjadi aksi brutal. “Korban lebih dulu dipukul di kepala hingga tersungkur, lalu lehernya digorok menggunakan gergaji,” beber Kapolres Chandra dengan nada tegas.
Setelah memastikan korban tewas, para pelaku kabur membawa sepeda motor Honda Vario milik korban menuju Jawa Timur. Polisi yang melakukan pelacakan lintas wilayah akhirnya meringkus mereka di satu lokasi persembunyian. “Ketiganya kami jerat dengan pasal berlapis, yakni pasal pembunuhan dan pencurian,” jelasnya.
Peristiwa sadis itu terjadi di siang hari, di lokasi proyek yang sepi tanpa saksi mata. Polisi kini tengah mendalami apakah pembunuhan tersebut dilakukan secara spontan atau sudah direncanakan sebelumnya. “Motif utama adalah sakit hati, namun kami masih menyelidiki kemungkinan adanya unsur perencanaan,” kata Chandra.
Kapolres Gianyar menegaskan bahwa pengungkapan cepat kasus ini merupakan bukti kesigapan aparat dalam menjaga rasa aman masyarakat. “Kami tidak akan memberi ruang bagi pelaku kejahatan yang mengancam ketertiban di wilayah Gianyar,” pungkasnya. (*)

