DENPASAR, BALINEWS.ID – Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar bersama Lembaga Contrarius Indonesia sukses menyelenggarakan International Conference on Civilizations and Human Rights (ICCHR) 2025. Konferensi internasional bertema “Fostering Dialogue, Diversity, and the Future of Human Rights” ini digelar selama dua hari secara luring dan daring, dengan hari pertama berlangsung pada Jumat (14/11/2025) di Ganesha Hall Unmas Denpasar.
Pembukaan acara dilakukan oleh Rektor Unmas Denpasar, Prof. Dr. I Ketut Sukewati Lanang Putra Perbawa, SH, M.Hum. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kolaborasi akademik lintas negara untuk memperkuat kajian peradaban serta mendorong pemahaman global mengenai hak asasi manusia.
Menurutnya, ICCHR bukan hanya forum ilmiah, tetapi juga ruang diplomasi akademik yang mempertemukan perspektif hukum, sosial, dan kemanusiaan dari berbagai belahan dunia.
Konferensi ini menghadirkan pembicara terkemuka dari Malaysia, Maldives, Uzbekistan, Thailand, hingga Indonesia. Para narasumber membahas beragam isu strategis mulai dari integritas akademik, perlindungan lingkungan, corporate due diligence, hingga modernisasi praktik hukum perdata.
Ketua Komisi Kejaksaan Republik Indonesia, Prof. Dr. Pujiyono, S.H., M.H., tampil sebagai keynote speaker. Ia menyoroti peran penting lembaga penegakan hukum dalam memastikan keadilan serta pemajuan hak asasi manusia di era global yang semakin kompleks.
Momentum ICCHR 2025 juga diperkuat dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Unmas Denpasar, Universiti Malaysia Terengganu, dan Shinawatra University. Kerja sama ini menjadi simbol komitmen ketiga institusi dalam memperkuat jejaring internasional, kolaborasi riset, serta pengembangan keilmuan berbasis nilai-nilai HAM dan keberagaman.
Melalui penyelenggaraan ICCHR 2025, Unmas Denpasar menegaskan posisinya sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang aktif mendorong dialog global serta memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dalam menjawab tantangan peradaban modern. (*)

