GIANYAR, BALINEWS.ID – Pergantian posisi di tubuh DPRD Gianyar kembali mencuat ke permukaan publik, menyusul pengunduran diri Nyoman Kandel dari Fraksi PDI Perjuangan akibat persoalan utang piutang yang menjeratnya secara pribadi. Keputusan ini bukan hanya menjadi sorotan publik, namun juga mencerminkan dinamika internal yang tengah bergulir di partai berlambang banteng moncong putih itu.
Dengan kekosongan kursi legislatif yang ditinggalkan Kandel, nama I Made Sudariana, ST mencuat sebagai figur kuat yang dipersiapkan untuk mengisi kekosongan melalui mekanisme Pengganti Antar Waktu (PAW). Sudariana bukan nama asing di lingkup politik lokal. Ia merupakan calon legislatif dari Dapil Payangan yang berhasil meraih 1.711 suara pada Pemilu 2024—sebuah angka yang menempatkannya di posisi strategis dalam daftar partai.
Dikenal sebagai pengusaha sukses di sektor wisata petualangan, Sudariana membangun dan mengelola usaha Payung Rafting sejak 2010 hingga 2023. Dengan latar belakang pendidikan teknik dari Universitas Udayana dan akar pengalaman di bidang manajemen pariwisata, Sudariana dinilai membawa perpaduan antara dunia usaha dan kebijakan yang potensial untuk memperkuat peran DPRD dalam menggerakkan ekonomi daerah, khususnya sektor UMKM dan pariwisata.
Dari sisi integritas, Sudariana tercatat bersih secara hukum dan administratif dalam dokumen yang telah diserahkan ke KPU. Ia juga memenuhi syarat formal sebagai calon PAW, termasuk status keluarga dan latar belakang pendidikan.
Sementara itu, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Gianyar yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD, Ketut Sudarsana, menegaskan bahwa proses PAW masih dalam tahap administrasi awal. “Surat pengunduran diri dari Pak Kandel sudah kami teruskan ke DPP. Keputusan akhir tetap berada di tangan DPP,” ujarnya.
Sudarsana juga menepis spekulasi bahwa kasus ini memiliki kaitan dengan dinamika lembaga legislatif atau partai. “Ini murni persoalan pribadi dan tidak berkaitan dengan DPRD maupun PDI Perjuangan,” tegasnya. (bip)