Heboh Suplemen Blackmores Sebabkan Keracunan di Australia, BPOM Buka Suara

Share:

Ilustrasi suplemen Blackmores (sumber foto: Pexels)

KESEHATAN, Balinews.id – Publik dihebohkan dengan kabar dugaan keracunan akibat suplemen merek Blackmores di Australia. Dua produk yang menjadi sorotan adalah Blackmores Super Magnesium+ dan Blackmores Ashwagandha+ yang disebut mengandung vitamin B6 dalam dosis tinggi yang bisa bersifat racun dan memicu gangguan saraf.

Menanggapi isu ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menegaskan bahwa produk-produk yang dipermasalahkan tersebut tidak terdaftar di Indonesia.

“Kalau dilihat dari data BPOM, produk yang bermasalah di Australia itu memang tidak ada dalam daftar kami. Masyarakat bisa mengeceknya lewat situs Cek BPOM atau aplikasi BPOM Mobile,” jelas BPOM dalam keterangan resminya, Selasa (22/7/25).

BACA JUGA :  Dua Blok Dagangan di Pasar Mentigi Terbakar, Diduga Karena Ini

Produk Blackmores yang Aman di Indonesia

BPOM juga menyebutkan bahwa sejumlah produk Blackmores yang beredar di Indonesia telah terdaftar secara resmi atas nama Kalbe Blackmores Nutrition. Beberapa di antaranya adalah:

  • Blackmores Lacta Well
  • Blackmores Koalakids Eye Shield
  • Blackmores Ultimate Omega Odourless
  • Blackmores Bio D3 1000 IU
  • Blackmores Garlic Oil
  • Blackmores Ultimate Vibrant Skin
  • Blackmores Multivitamin + Mineral with Habbatussauda
  • Blackmores Immune Chewable
  • Blackmores Ultra Refined Habbatussauda Oil
  • Blackmores Fish Oil 1000 Odourless
BACA JUGA :  WNA Inggris Hilang Terseret Arus di Pantai Legian

Kasus di Australia: Suplemen Picu Kerusakan Saraf

Kasus ini bermula dari seorang pria Australia bernama Dominic Noonan-O’Keeffe, yang mulai mengonsumsi suplemen Blackmores pada Mei 2023 untuk menjaga kesehatan jelang kelahiran anaknya. Sayangnya, produk magnesium yang ia konsumsi ternyata mengandung vitamin B6 dalam dosis sangat tinggi, jauh melebihi batas aman.

Tak lama setelah mengonsumsinya, ia mengalami berbagai gejala seperti kelelahan, sakit kepala, otot berkedut, jantung berdebar, hingga mati rasa. Dokter kemudian mendiagnosisnya mengalami neuropati, atau kerusakan saraf, akibat kelebihan vitamin B6. Meskipun ia sudah menghentikan konsumsi sejak awal 2024, gejala saraf yang ia alami masih berlanjut hingga kini.

BACA JUGA :  Mendesak, Terapi Hipnomotivasi Bagi 363 Siswa SMP di Buleleng Yang Tak Cakap Baca Tulis

Kantor hukum Polaris Lawyers, yang kini mewakili Noonan-O’Keeffe, menemukan bahwa kandungan vitamin B6 dalam suplemen yang dikonsumsinya mencapai 29 kali lipat dari dosis harian yang direkomendasikan.

Menurut pendiri firma tersebut, Nick Mann, setidaknya ada 600 warga Australia lain yang melaporkan gejala serupa setelah mengonsumsi suplemen dengan kandungan B6 tinggi. Saat ini, pihaknya sedang menyelidiki kemungkinan mengajukan gugatan hukum bersama (class action) terhadap pihak produsen. (*)

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Baca Lainnya

Tulisan Catatan Harian Sugi Lanus, 21 Oktober 2025 BALINEWS.ID - "Bali adalah mesin...". Ungkapan penting ini mengemuka secara...
BALINEWS.ID – Asia World Model United Nations XII (AWMUN XII) kembali menjadi sorotan dunia internasional sebagai salah satu...
SEMARAPURA, BALINEWS.ID – Kualitas pembangunan fasilitas pendidikan di Kabupaten Klungkung kembali menuai sorotan. Komisi III DPRD Klungkung menemukan...
BALINEWS.ID - Suasana mencekam langsung menyergap begitu melangkah ke dalam rumah keluarga Frank. Udara dingin menusuk, cahaya temaram,...

Breaking News