TABANAN, BALINEWS.ID – Dampak jebolnya ruas jalan nasional di wilayah Bajera, Kabupaten Tabanan, masih dirasakan para pengemudi truk yang biasa melintas di jalur utama Jembrana–Tabanan menuju Denpasar. Para sopir kini harus memutar jauh melewati jalur Bali Utara. Yakni melintas Gilimanuk, Buleleng, Karangasem dan Denpasar yang dinilai lebih ekstrem dan memakan waktu lebih lama.
Salah satu sopir truk pengangkut material bangunan, Suranto (50), mengungkapkan keluhannya saat ditemui di kawasan Denpasar, Rabu (16/7/2025). Ia mengaku perjalanan yang biasanya hanya memakan waktu sekitar 8 jam kini harus ditempuh selama 12 jam akibat perubahan rute.
“Biasanya dari Jembrana ke Denpasar lewat Tabanan paling lama 8 jam. Tapi sekarang kami harus lewat Karangasem, bisa sampai 12 jam di jalan,” ungkap Suranto.
Menurutnya, jalur alternatif tersebut tak hanya jauh, namun juga memiliki medan yang cukup berbahaya bagi kendaraan berat seperti truk. “Kami merasa lelah kalau lewat jalur Gilimanuk–Karangasem. Banyak tikungan tajam, jalan sempit, dan tanjakan curam. Sangat menguras tenaga,” ujarnya.
Selain itu, Suranto juga merasa was-was selama perjalanan karena mendapat informasi dari rekan sesama sopir mengenai sejumlah truk yang terguling di jalur Bali Utara. “Saya sendiri belum lihat langsung, tapi dapat kabar dari teman-teman sopir kalau ada beberapa truk terguling. Itu makin bikin kami cemas di jalan,” katanya.
Para sopir berharap perbaikan jalan nasional di Bajera bisa segera diselesaikan agar aktivitas distribusi logistik kembali normal. Mereka juga meminta pemerintah memperhatikan keamanan dan kelayakan jalur alternatif, mengingat jalan tersebut kini menjadi jalur vital penghubung logistik dari wilayah barat menuju pusat Kota Denpasar.