GIANYAR, BALINEWS.ID – Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana, menyuarakan keprihatinannya atas maraknya aksi demonstrasi anarkis di Indonesia. Ia menilai, tindakan tersebut tidak hanya mencederai citra demokrasi, tetapi juga bisa menimbulkan dampak serius bagi pariwisata, termasuk potensi keluarnya travel warning dari sejumlah negara.
Hal itu disampaikan Supadma Rudana saat membuka Pameran Harmoni di Neka Art Museum, Senin malam (1/9).
“Sejatinya kita semua ingin Indonesia damai, terlebih Bali yang menjadi tujuan wisata dunia. Demo jangan sampai disusupi pihak yang tidak berkepentingan, karena dampaknya akan terasa di semua lini,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya menjaga stabilitas keamanan, khususnya di Bali, agar kondisi tetap kondusif bagi wisatawan. Supadma juga meminta aparat berwajib memberikan jaminan keamanan, baik kepada masyarakat maupun turis.
Mantan anggota DPR RI itu menaruh perhatian khusus pada aset budaya.
“Yang terpenting jangan sampai ada kerusakan pada museum dan bangunan cagar budaya. Itu adalah aset nasional yang harus kita lindungi,” ujarnya.
Menanggapi adanya laporan penjarahan saat unjuk rasa, Supadma menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus tersebut kepada aparat keamanan. Ia juga mengajak masyarakat untuk ikut serta menjaga cagar budaya dari potensi aksi anarkis.
“Bali membutuhkan pertahanan dan keamanan untuk menyambut wisatawan mancanegara. Mari kita tetap tenang dan bersama-sama menjaga warisan budaya yang kita miliki,” pungkasnya.