KMHDI se-Bali Kecam Tindakan Represif Polisi terhadap Aksi Bela Petani Singkong di Lampung

Share:

KMHDI Se-Bali mengecam keras langkah represif dari aparat kepolisian Lampung kepada peserta Aksi Bela Petani Singkong di Lampung.
KMHDI Se-Bali mengecam keras langkah represif dari aparat kepolisian Lampung kepada peserta Aksi Bela Petani Singkong di Lampung.

BALINEWS.ID – Kelompok Cipayung Plus dan Aliansi Masyarakat Peduli Petani Singkong di Lampung kembali turun ke jalan pada Senin, 5 Mei 2025, guna menyuarakan keresahan petani akibat anjloknya harga singkong yang dinilai merugikan para petani secara masif. Namun, aksi damai yang seharusnya menjadi momentum menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah Provinsi Lampung itu justru diwarnai tindakan represif aparat kepolisian.

Dalam aksi tersebut, sejumlah peserta aksi mengalami kekerasan. Salah satu korban adalah Ketua Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PD KMHDI) Lampung, I Nengah Candra Irawan, yang dilaporkan sempat “diculik” dan ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri di rumah sakit.

BACA JUGA :  Masalah Adat! 21 Warga Sental Kangin “Dievakuasi” dari Nusa Penida ke Banjarangkan

Menanggapi insiden tersebut, KMHDI Se-Bali menyatakan kecaman keras terhadap tindakan aparat yang dinilai telah mencederai prinsip-prinsip demokrasi. Mereka menilai kekerasan terhadap peserta aksi yang menyuarakan aspirasi secara damai adalah bentuk pembungkaman terhadap suara rakyat.

“Kami sangat menyesalkan dan mengecam keras tindakan represif aparat dalam menangani Aksi Bela Petani Singkong. Harusnya aparat menjadi pelindung masyarakat, bukan malah menjadi alat represi,” ujar perwakilan KMHDI Bali dalam pernyataan sikapnya.

KMHDI Se-Bali menegaskan bahwa aparat kepolisian seharusnya mengedepankan pendekatan humanis serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, bukan justru merespons aksi damai dengan kekerasan. Mereka juga mendesak pihak berwenang untuk mengusut tuntas dugaan penculikan dan kekerasan yang dialami peserta aksi, termasuk Ketua PD KMHDI Lampung.

BACA JUGA :  Korban Hipnotis di Pasar Galiran Minta Maaf: Mungkin Saya Capek

Aksi bela petani singkong tersebut mencerminkan jeritan rakyat kecil yang selama ini merasa diabaikan. Aliansi dan mahasiswa berharap agar suara mereka tidak hanya didengar, tetapi juga ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah dan pusat dengan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan petani.

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

GIANYAR, BALINEWS.ID – Suara kritis terhadap Majelis Desa Adat (MDA) kembali menggema. Kali ini datang dari Bendesa Adat...

INTERMESO, Balinews.id – Libur panjang segera usai. Suasana pagi yang santai akan berganti dengan alarm berbunyi, seragam rapi,...

BADUNG, BALINEWS.ID – Anggota Komisi I DPRD Provinsi Bali dari Fraksi PDI Perjuangan, I Wayan Bawa, S.H., menyoroti...

BANYUWANGI, Balinews.id – Akhirnya bangkai kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang sebelumnya dilaporkan tenggelam ditemukan di dasar laut...

Breaking News

Berita Terbaru
MDA
SMA
AS
LSD
GWK
BBM
P3K
BSU
DLH
OTA
CSR
BK
HIV
ABK
Teh
LPG
SIM
PNS
NTT
STT
PBB
PON
Bir
PMI
DIY
SBY
BCL
Art
SMP
PAW
IKN
PHK
NIK
USG
Pil
ATM
atv
DPR
AHY
kos
PSN
IU
PKB
ASN
KPK
BNN
PAD
TKP
KAI
SEO
BSN
Tas
lpd
5km
Run
Sar
UKT
tni
bkk
PLN
api
KTP
KEK
MoU
Kue
WNA
PMK
BPS