KARANGASEM, BALINEWS.ID – Duka mendalam dirasakan oleh I Ketut Bemben, seorang pria lanjut usia berusia 80 tahun asal Banjar Dinas Pangleg, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem. Rumah satu-satunya yang selama ini menjadi tempat berteduh dan menyimpan kenangan hidupnya, hangus dilalap api pada Selasa (29/4/2025) siang.
Saat musibah terjadi, I Ketut Bemben tengah bekerja di ladang seperti biasanya. Tak disangka, ia pulang hanya untuk mendapati rumahnya telah rata dengan tanah—tinggal puing-puing hitam dan asap yang masih mengepul. Kerugian ditaksir mencapai Rp 50 juta.
Peristiwa memilukan ini pertama kali diketahui oleh warga yang sedang berada di sebuah warung tak jauh dari lokasi.
Menurut Perbekel Desa Jungutan, I Wayan Wastika, api terlihat sudah membesar saat pertama kali disadari.
“Saat kebakaran terjadi, rumah dalam keadaan kosong karena pemiliknya ada di ladang. Api sudah sangat besar saat warga menyadari, dan mereka langsung berusaha memadamkan dengan alat seadanya,” tutur Wastika dengan nada prihatin.
Meski warga bergegas membantu, dan petugas pemadam kebakaran dikerahkan dengan tiga armada dan 11 personel, usaha pemadaman tak mampu menyelamatkan bangunan tua itu. Seluruh isi rumah—termasuk barang-barang berharga dan perabotan sehari-hari—ikut hangus dilahap api.
“Kami semua tak bisa berbuat banyak. Api terlalu besar. Rumah beserta seluruh isinya ludes terbakar,” lanjut Wastika.
Petugas pemadam kebakaran menggunakan sekitar 6.000 liter air untuk menjinakkan si jago merah. Berdasarkan dugaan awal, kebakaran dipicu oleh korsleting listrik pada instalasi rumah tersebut.
Meski tak menimbulkan korban jiwa, kehilangan ini menjadi pukulan berat bagi I Ketut Bemben. Di usia senjanya, ia kini harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan tempat tinggal tanpa ada kesempatan menyelamatkan satu pun miliknya.
Pihak desa bersama warga setempat kini berupaya memberikan bantuan darurat dan mendata kebutuhan mendesak korban. Harapannya, I Ketut Bemben bisa kembali memiliki tempat tinggal yang layak dan pulih dari musibah yang menimpa di masa tuanya. (bip)