BADUNG, BALINEWS.ID – Gubernur Bali, Wayan Koster, memimpin kegiatan Gotong Royong Semesta Berencana yang ditandai dengan penanaman pohon di sempadan Tukad Ayung, Desa Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Minggu (Redite Umanis, Warigadean), 26 Oktober 2025 pagi.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat ketahanan ekologi dan menjaga kelestarian sumber daya alam serta lingkungan hidup di Bali secara berkelanjutan. Aksi tersebut sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana dalam Bali Era Baru serta Haluan Pembangunan Bali 100 Tahun Bali Era Baru 2025–2125.
Gotong royong ini dilaksanakan secara serentak di seluruh Bali dan melibatkan berbagai elemen, mulai dari Bupati dan Wali Kota se-Bali, aparat TNI/Polri, perangkat desa, bandesa adat, pegawai pemerintah, pelajar, masyarakat umum, hingga komunitas lingkungan.
Selain penanaman pohon di lahan seluas 591,39 hektare, kegiatan juga mencakup aksi bersih-bersih sungai sepanjang 492,2 kilometer, dengan melibatkan lebih dari 36.500 peserta. Sementara untuk penanaman pohon, tercatat 29.289 orang turut serta dengan total 35.750 bibit yang ditanam. Bibit tersebut terdiri dari tanaman buah (19.200 bibit), tanaman kayu/penghijauan (3.980 bibit), tanaman upacara/bunga (1.260 bibit), tanaman kelapa (2.850 bibit), dan tanaman konservasi/khusus (8.460 bibit).
Dalam sambutannya, Gubernur Koster menjelaskan bahwa pohon yang ditanam bukan sekadar untuk penghijauan, tetapi juga memiliki nilai manfaat bagi kehidupan masyarakat, baik untuk kebutuhan upakara, pangan, kesehatan, maupun menjaga keseimbangan ekologis. Jenis pohon yang ditanam antara lain Jepun, Jempiring, Sandat, Pucuk Merah, Cempaka, Durian, Alpukat, Nangka, Kelapa Genjah, Klengkeng, Sukun, Mangga, Pule, Cemara, Badung, Beringin, Trembesi, Mahoni, Tabebuya, Jati, Ketapang Kencana, Ketapang Laut, dan Ketimus.
“Secara khusus, kegiatan bersih-bersih sungai dilakukan untuk mengatasi sumbatan dan sampah yang dapat menghambat aliran air, sekaligus mencegah terjadinya banjir pada puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada November hingga Februari mendatang,” ujar Koster.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari perayaan Rahina Tumpek Wariga yang jatuh pada Sabtu (Saniscara Kliwon, Wariga), 25 Oktober 2025. Di tingkat provinsi, kegiatan difokuskan pada tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) utama, yaitu Tukad Ayung, Tukad Badung, dan Tukad Mati.
Tukad Ayung memiliki panjang 71,79 km melintasi empat wilayah (Bangli, Gianyar, Badung, dan Denpasar), tujuh kecamatan, dan 25 desa. Tukad Badung membentang sepanjang 19,60 km melintasi dua wilayah (Badung dan Denpasar), lima kecamatan, dan 15 desa/kelurahan. Sementara Tukad Mati memiliki panjang 22,41 km, melintasi dua wilayah (Badung dan Denpasar), lima kecamatan, serta 13 desa/kelurahan.
“Untuk kabupaten lainnya seperti Jembrana, Buleleng, Karangasem, Klungkung, dan Tabanan, kegiatan serupa difokuskan pada DAS prioritas sesuai tingkat kerawanan bencana masing-masing daerah,” terang Koster, alumnus Institut Teknologi Bandung tersebut.
Di akhir sambutannya, Gubernur Koster menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi aktif, mulai dari jajaran TNI/Polri, pemerintah daerah, perangkat desa dan adat, hingga komunitas lingkungan. “Gotong royong ini adalah wujud nyata semangat Nyamabraya dalam menjaga alam Bali agar tetap lestari, harmonis, dan seimbang,” tutupnya. (*)
