DENPASAR, BALINEWS.ID – Gubernur Bali I Wayan Koster secara tegas menolak kehadiran organisasi masyarakat (ormas) seperti GRIB Jaya di Pulau Dewata. Penolakan ini disampaikan menyusul beredarnya video deklarasi GRIB Jaya yang dipimpin oleh Hercules Rosario de Marshal, yang menyatakan eksistensinya di wilayah Bali.
“Bali tidak membutuhkan ormas macam ini,” tegas Koster pada Minggu, 4 Mei 2025.
Menurut Koster, keberadaan ormas seperti GRIB Jaya tidak memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan Bali, khususnya sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah.
“Apa manfaatnya? Tidak ada,” ujar Koster.
Penegasan ini juga sejalan dengan visi Koster dalam menjaga tatanan sosial dan budaya Bali melalui penguatan Desa Adat. Sejak diterbitkannya Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat, peran aparat keamanan tradisional seperti Pecalang semakin diperkuat.
Daripada membiarkan Bali menjadi ladang uji coba bagi ormas-ormas luar yang belum tentu memahami dan menghormati nilai-nilai lokal, Gubernur Koster memilih memperkuat pertahanan dari dalam. Ia menegaskan kembali posisi strategis Desa Adat, memberi ruang dan legitimasi penuh kepada Pecalang untuk menjalankan fungsi pengamanan berbasis kearifan lokal.
Sistem keamanan Bali kini kembali ke tangan masyarakatnya sendiri, bukan kepada kekuatan luar. Pecalang yang dulu sekadar simbol adat saat upacara, kini menjelma sebagai garda terdepan dalam menjaga ketertiban dan harmoni sosial. (*)