Turis Inggris Diduga Diperas Sopir Taksi di Bali, Polisi Turun Tangan

DENPASAR, BALINEWS.ID – Seorang wisatawan asal Inggris bernama Rebecca melapor ke Polsek Kuta setelah merasa menjadi korban pemerasan oleh seorang sopir taksi di Bali bernama Gede. Peristiwa ini membuat Rebecca mengalami trauma hingga menolak dipertemukan dengan sopir tersebut saat proses klarifikasi pada Jumat (21/11/2025).

Saat ditemui di kawasan Kuta, Rebecca mengaku sangat terguncang oleh tindakan sopir yang menurutnya memanfaatkan situasi. “Seharusnya sopir taksi memberi rasa aman kepada penumpang. Bagi saya, nilai uang tidak penting, tapi jangan sampai terjadi lagi kepada orang lain,” ujarnya.

Berawal dari iPhone yang Tertinggal

Owner Hey Bali Kuta, Giostanov Latto S, menjelaskan bahwa kejadian bermula pada Kamis malam (20/11/2025) ketika Rebecca dan temannya turun dari taksi di sebuah restoran di Seminyak. Saat itu, iPhone 15 milik Rebecca tertinggal di dalam kendaraan.

BACA JUGA :  Ngaku Wartawan, 4 Orang Malak ke Pengusaha Galian C di Bali Mengatasnamakan Nama Polisi dan TNI

Korban kemudian melacak perangkatnya melalui aplikasi dan menemukan lokasi ponsel berada di alamat sang sopir. Rebecca meminta bantuan Hey Bali, komunitas non-profit yang membantu turis, untuk mengambil ponsel tersebut.

Staf Hey Bali mendatangi lokasi di Denpasar dan bertemu dengan sopir yang mengakui bahwa ponsel itu ada di mobilnya. Namun, ia beralasan bahwa iPhone tersebut berada di laci mobil yang sedang dipakai oleh sopir shift berikutnya dan berjanji akan langsung mengembalikannya kepada pemilik.

Permintaan Uang Mulai Muncul

BACA JUGA :  Badung Akan Pinjam Rp 3 Triliun Untuk Bangun Jalan dan Redam Kemacetan

Rebecca kemudian mengirimkan tangkapan layar percakapan kepada staf Hey Bali yang menunjukkan adanya permintaan uang dari sopir. Awalnya korban secara sukarela menawarkan Rp700 ribu, namun sopir menolak dan meminta Rp1 juta. Ia berdalih membutuhkan uang untuk keperluan hari raya, biaya anak, hingga mengirim video pendek bersama seorang anak kecil.

Karena ponsel tersebut berisi dokumen dan nomor penting, Rebecca akhirnya menyetujui pembayaran Rp1 juta meski merasa kecewa dan terpukul oleh kejadian ini.

Polisi Bertindak Cepat

Dengan didampingi staf Hey Bali, Rebecca melapor ke Polsek Kuta. Ia menolak bertemu langsung dengan sopir karena masih mengalami trauma. Kapolsek Kuta, Kompol Agus Riwayanto Diputra, S.I.K., M.H., kemudian memerintahkan anggotanya untuk menghubungi sopir tersebut.

BACA JUGA :  Polres Badung Amankan Residivis Pengedar Sabu dan Pemakai Ganja

Tidak lama setelah dihubungi, sopir datang ke Polsek Kuta dan menyatakan kesediaannya mengembalikan uang yang sebelumnya diterimanya dari korban.

Citra Pariwisata Bali Jadi Sorotan

Giostanov Latto menyayangkan insiden ini karena dinilai dapat mencoreng citra pariwisata Bali. Ia menegaskan bahwa Hey Bali merupakan layanan sukarela untuk membantu wisatawan menghadapi situasi darurat kecil, bukan layanan komersial.

“Kami khawatir hanya karena uang receh, citra pariwisata Bali rusak. Padahal layanan kami diciptakan untuk membantu wisatawan tanpa syarat,” ujarnya.

Kasus ini kini ditangani oleh Polsek Kuta. Sopir diminta membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya. (*)

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Breaking News

Ucapan Hari Galungan dan Kuningan 2025 Pemkab Klungkung
Informasi Lowongan Pekerjaan Terbaru Hari Ini

Baca Lainnya

SEMARAPURA, BALINEWS.ID – Festival Goa Lawah 2025 resmi dibuka pada Jumat (21/11/2025) di Plaza Kuliner Goa Lawah, Kecamatan...
BULELENG, BALINEWS.ID – Upaya pencarian terhadap remaja yang tenggelam di Air Terjun Mengening akhirnya membuahkan hasil. Tim SAR...
INTERNASIONAL, BALINEWS.ID - Roblox baru-baru ini memperkenalkan kebijakan baru yang mewajibkan pemeriksaan usia berbasis wajah untuk mengakses fitur...
NASIONAL, BALINEWS.ID - Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid mengungkapkan situasi memprihatinkan terkait keamanan anak di ruang...