DENPASAR, BALINEWS.ID – Kawasan kota lama Jalan Gajah Mada Denpasar makin semarak di malam hari. Apalagi, kini terdapat kafe baru bernama HTL PSR, yang menjadi tempat nongkrong anak-anak muda Bali terutama dari kalangan pecinta seni dan seniman muda.
HTL PSR merespons kegelisahan seniman muda Bali, dengan mengadakan pameran lukisan bersama delapan pelukis muda Bali, pada Sabtu (1/3/2025) malam.
Joseph Philip, pemilik HTL PSR mengatakan, pameran lukisan bertajuk “You Are Here” itu sejalan dengan mimpinya untuk membangun wadah bagi seniman muda di Bali, agar mereka bisa dengan bebas mengadakan pameran lukisan tanpa takut untuk membuktikan eksistensinya.

“Kita tahu mereka sulit untuk unjuk gigi, pameran lukisan. Terdapat gap atau kesenjangan antara seniman generasi tua dan generasi muda. Kami ingin menjembatani hal tersebut,” katanya.
Delapan pelukis muda Bali yang lolos kurasi dalam pameran lukisan bersama tersebut di antaranya Evekoss, Lenonk, Aris Suantara, Arya Bimbi. Putu Sunarya, Pande Awan, Rompis, dan Richard.
Putu Durga Laksmi Devi, kurator pameran lukisan mengatakan, delapan pelukis muda Bali tersebut memberikan angin segar sekaligus merayakan peluncuran pameran lukisan perdana HTL PSR.

“Karya-karya mereka mampu mempresentasikan ‘You Are Here’ yang menjadi tema dan spirit pameran lukisan ini. Mereka melukiskan apa yang menjadi kegundahan segala hal di sekitar mereka, terutama tentang kondisi sosial di Bali,” jelasnya.
Genre seni rupa pop art mengemuka pada pameran lukisan ini. Durga mengatakan, hal tersebut menjadi sebuah ironi ketika pop art belum diterima sepenuhnya di Bali, terutama dalam dunia seni rupa.
“Padahal, pop art sangat lekat dengan anak-anak muda atau genenerasi z. Sebuah peralihan desainisasi menjadi seni murnisasi, itu makna pop art bagi saya,” ucapnya.
Pameran lukisan ini pun, imbuh Durga, bertujuan untuk menyampaikan ide, gagasan, dan kritik kepada siapapun danapapun.
“Teknik yang digunakan oleh delapan pelukis muda ini tidak terbatas pada digital print, tetapi juga menggunakan teknik digital-tradisional,” kata Durga.
Kehadiran HTL PSR menjadi ‘oase’ baru bagi dunia seni di Bali. Pengunjung dapat menikmati suasana kafe dengan bangunan tua yang artistik dan klasik.
“Kami memilih lokasi di Jalan Gajah Mada, untuk memberikan kesan bahwa seni juga bisa hidup di tengah-tengah kota yang sibuk. Tidak hanya pada destinasi wisata terkenal yang lain, misalnya di Canggu, Badung. Kami berharap café ini bisa menjadi pusat kebudayaan baru di Denpasar,” tukas Joseph Philip.
Senada dengan Joseph, Durga Laksmi Devi juga berharap kedepan, HTL PSR akan terus mengadakan even-even seni, terutama oleh seniman muda di Bali.
“Kafe ini berada di jantung kota Denpasar. Titik heritage yang menghadirkan wajah ‘asli’ Bali. Ini pun bisa menjadi gerakan seni, untuk memahami dimanakah posisi ‘jiwa’ Bali sekarang” tutup Durga filosofis. ***