Dibalik Konflik Adat Kanorayang, KPAD Bali: Semua Anak Berhak Hidup Tanpa Tekanan

Share:

Komisioner Bidang Pendidikan KPAD Bali Made Ariasa mengajak semua pihak melindungi anak.
Komisioner Bidang Pendidikan KPAD Bali Made Ariasa mengajak semua pihak melindungi anak.

GIANYAR, BALINEWS.ID – Di tengah kompleksitas kehidupan adat di Bali, muncul kekhawatiran mengenai nasib anak yang terdampak konflik sosial. Kasus terbaru di Banjar Sental Kangin, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, menjadi pengingat bahwa di balik tantangan, ada peluang untuk memperkuat perlindungan dan masa depan generasi muda.

Meski konflik terjadi di antara orang tua dan pihak adat, dampaknya kerap dirasakan oleh anak-anak. Namun, ini bukan akhir dari segalanya, justru momen penting bagi semua pihak untuk bersatu dan memastikan bahwa hak anak tetap menjadi prioritas utama.

BACA JUGA :  Dua Pelaku Penganiayaan Brutal di Kintamani Terungkap, Berlatar Dendam Asmara

Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Bali, Made Ariasa, mengingatkan bahwa setiap anak berhak untuk tumbuh, berkembang, dan belajar dalam suasana yang aman dan nyaman. “Anak-anak adalah masa depan kita. Mereka berhak hidup di lingkungan yang penuh kasih, tanpa tekanan konflik yang tidak mereka pahami,” ujar Ariasa.

Ia menegaskan, anak-anak harus dipisahkan dari dampak konflik, apapun bentuknya. Negara, melalui Undang-Undang Perlindungan Anak dan berbagai regulasi lainnya, telah menegaskan bahwa perlindungan terhadap anak bukan pilihan, melainkan kewajiban.

BACA JUGA :  Satpol PP Dukung Standarisasi Transportasi di Bali, Driver Pariwisata Wajib Berizin

KPAD Bali mengajak seluruh lapisan masyarakat, orang tua, tokoh adat, hingga pemerintah, untuk bergandengan tangan memberikan perlindungan maksimal bagi anak-anak, terutama yang terdampak konflik adat. “Ini saatnya kita bersama-sama menunjukkan bahwa anak-anak tetap punya masa depan, meski berada di tengah badai,” tambahnya.

Dunia pendidikan juga diharapkan aktif terlibat. Sekolah, guru, dan sesama siswa harus menjadi ruang aman di mana setiap anak merasa diterima dan didukung. “Jangan biarkan anak-anak kehilangan semangat belajar hanya karena konflik yang bukan tanggung jawab mereka,” harap Ariasa.

BACA JUGA :  Pelaku Korupsi Bumdes Dawan Kaler Bertambah, 2 Distributor Jadi Tersangka

KPAD optimistis, dengan kerja sama semua pihak, konflik yang melibatkan anak bisa segera ditangani dengan bijak. “Kami percaya, dengan hati dan kepedulian, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik, agar anak-anak tetap tumbuh dalam damai dan penuh semangat,” tutupnya dengan penuh harap. (bip)

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

DENPASAR, BALINEWS.ID – Calon Ketua Umum (Ketum) Asprov PSSI Bali, Anak Agung Ngurah Garga Chandra Gupta yang akrab...

KLUNGKUNG, BALINEWS.ID – Di tengah geliat pariwisata Pulau Nusa Lembongan, menyisakan cerita duka. Seorang perempuan paruh baya inisial...

DENPASAR, Balinews.id – Kasus dugaan penipuan terhadap sejumlah calon tenaga kerja asal Bali yang gagal diberangkatkan ke luar...

KLUNGKUNG, BALINEWS.ID – Suasana di Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) Desa Gelgel, Klungkung, mendadak mencekam pada...

Breaking News

Berita Terbaru
PON
Bir
PMI
DIY
SBY
BCL
Art
SMP
PAW
IKN
PHK
NIK
USG
Pil
ATM
atv
DPR
AHY
kos
PSN
IU
PKB
ASN
KPK
BNN
PAD
TKP
KAI
SEO
BSN
Tas
lpd
5km
Run
Sar
UKT
tni
bkk
PLN
api
KTP
KEK
MoU
Kue
WNA
PMK
BPS