Dibalik Konflik Adat Kanorayang, KPAD Bali: Semua Anak Berhak Hidup Tanpa Tekanan

Share:

Komisioner Bidang Pendidikan KPAD Bali Made Ariasa mengajak semua pihak melindungi anak.
Komisioner Bidang Pendidikan KPAD Bali Made Ariasa mengajak semua pihak melindungi anak.

GIANYAR, BALINEWS.ID – Di tengah kompleksitas kehidupan adat di Bali, muncul kekhawatiran mengenai nasib anak yang terdampak konflik sosial. Kasus terbaru di Banjar Sental Kangin, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, menjadi pengingat bahwa di balik tantangan, ada peluang untuk memperkuat perlindungan dan masa depan generasi muda.

Meski konflik terjadi di antara orang tua dan pihak adat, dampaknya kerap dirasakan oleh anak-anak. Namun, ini bukan akhir dari segalanya, justru momen penting bagi semua pihak untuk bersatu dan memastikan bahwa hak anak tetap menjadi prioritas utama.

BACA JUGA :  Kecelakaan Tragis di Jalan Raya Sidemen, Remaja 18 Tahun Meninggal Dunia

Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Bali, Made Ariasa, mengingatkan bahwa setiap anak berhak untuk tumbuh, berkembang, dan belajar dalam suasana yang aman dan nyaman. “Anak-anak adalah masa depan kita. Mereka berhak hidup di lingkungan yang penuh kasih, tanpa tekanan konflik yang tidak mereka pahami,” ujar Ariasa.

Ia menegaskan, anak-anak harus dipisahkan dari dampak konflik, apapun bentuknya. Negara, melalui Undang-Undang Perlindungan Anak dan berbagai regulasi lainnya, telah menegaskan bahwa perlindungan terhadap anak bukan pilihan, melainkan kewajiban.

BACA JUGA :  Kebyar Dangklung, Tari Kreasi Bali yang Lahir dari Sentuhan Seniman Amerika

KPAD Bali mengajak seluruh lapisan masyarakat, orang tua, tokoh adat, hingga pemerintah, untuk bergandengan tangan memberikan perlindungan maksimal bagi anak-anak, terutama yang terdampak konflik adat. “Ini saatnya kita bersama-sama menunjukkan bahwa anak-anak tetap punya masa depan, meski berada di tengah badai,” tambahnya.

Dunia pendidikan juga diharapkan aktif terlibat. Sekolah, guru, dan sesama siswa harus menjadi ruang aman di mana setiap anak merasa diterima dan didukung. “Jangan biarkan anak-anak kehilangan semangat belajar hanya karena konflik yang bukan tanggung jawab mereka,” harap Ariasa.

BACA JUGA :  Menteri Lingkungan Hidup Datangi Home Base Sungai Watch di Ketewel, Ini Tujuannya

KPAD optimistis, dengan kerja sama semua pihak, konflik yang melibatkan anak bisa segera ditangani dengan bijak. “Kami percaya, dengan hati dan kepedulian, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik, agar anak-anak tetap tumbuh dalam damai dan penuh semangat,” tutupnya dengan penuh harap. (bip)

Catatan: Jika Anda memiliki informasi tambahan, klarifikasi, atau menemukan kesalahan dalam artikel ini, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui email atau melalui kontak di situs kami.

guest
0 Comments
Newest
Oldest
Inline Feedbacks
View all comments

Baca Lainnya

DENPASAR, BALINEWS.ID - Ketua Komite Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMDHI) Bali, I Putu Dika Adi Suantara, mendesak pemerintah...
DENPASAR, BALINEWS.ID - Seorang warga asli Pula Serangan bernama Siti Sapurah atau yang akbrab disapa Ipung, berhasil memenangkan...
BADUNG, BALINEWS.ID – Suasana di Gedung Parkir Terminal Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai mendadak heboh pada Minggu...
BADUNG, BALINEWS.ID – Dikenal lembut dalam sikap namun tegas dalam pengabdian, I Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi Wedasteraputri...

Breaking News