NASIONAL, BALINEWS.ID – Disrupsi media dan masifnya pertumbuhan platform digital, terutama media sosial, kini menjadi tantangan terbesar bagi keberlangsungan media online di Indonesia. Isu tersebut menjadi fokus utama dalam pertemuan antara Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan Pengurus Pusat Ikatan Wartawan Online (IWO) di Jakarta, Senin (27/11/2025).
Pertemuan berlangsung di Kantor Kementerian Komdigi, Lantai 6, Jakarta Selatan. Menteri Komdigi diwakili oleh Dirjen Komunikasi Publik dan Media, Fifi Aleyda Yahya, didampingi Plt. Direktur Ekosistem Media Farida Dewi Maharani. Dari IWO hadir Ketua Umum HT Yudhistira Adi Nugraha, Anggota Majelis Etik Budi Irawan, Bendahara Umum Adrika Willis, serta Wasekjen Sainudin Mahyudin.
Fifi Aleyda Yahya menegaskan bahwa digitalisasi yang berkembang tanpa kendali turut mengaburkan peran media sebagai kontrol sosial dan penyedia edukasi untuk masyarakat. Menurutnya, keberadaan influencer yang mengambil alih ruang publik media semakin mempersempit ruang gerak media online yang terikat regulasi.
āAkibat disrupsi tersebut, peran sentral media menjadi kabur. Influencer masuk ke ranah yang sama namun tidak mengikuti patron atau standar media,ā ujarnya.
Fifi juga menekankan perlunya pembahasan mendalam dan kerja sama dengan organisasi profesi seperti IWO untuk menjaga keberlanjutan media mainstream di tengah derasnya arus informasi media sosial.
IWO Minta Regulasi Batasan Media Sosial
Ketua Umum IWO, HT Yudhistira, menyampaikan keresahan para wartawan dan pemilik media digital terhadap perkembangan media sosial yang menurutnya tumbuh āseperti jamur di musim hujanā.
Ia berharap pemerintah dapat menghadirkan regulasi yang menyeimbangkan ekosistem digital.
āKami berharap ke depan ada regulasi dari Komdigi yang membatasi laju media sosial, seperti halnya media online yang dibatasi oleh Undang-Undang Pers,ā ujarnya.
Yudhistira menyoroti ketimpangan antara media online yang diwajibkan berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT), sedangkan platform media sosial tidak memiliki ketentuan serupa. āKue iklan yang seharusnya menjadi hak media kini berpindah ke media sosial. Padahal iklan adalah nyawa media,ā tegasnya.
Dalam diskusi tersebut, Yudhistira juga menyampaikan harapan agar IWO dapat berkolaborasi dengan Komdigi dalam kampanye isu-isu strategis, termasuk program Asta Cita Presiden Prabowo. Ia mencontohkan kampanye deradikalisasi di SMAN 72 Jakarta Utara serta penanggulangan judi online sebagai area yang bisa digarap bersama.
āBanyak hal yang harus disinergikan. IWO siap berperan dalam mengampanyekan hal-hal positif untuk masyarakat,ā katanya.
Pertemuan ditutup dengan sesi berbagi gagasan mengenai peningkatan kompetensi wartawan dan arah organisasi IWO untuk menjadi konstituen Dewan Pers. Suasana hangat mewarnai akhir pertemuan, yang ditutup dengan sesi foto bersama. (*)



