INTERNASIONAL, Balinews.id – Kebakaran yang terjadi di dalam pesawat Air Busan BX391 pada 28 Januari lalu diyakini disebabkan oleh arus pendek atau korsleting dalam baterai milik salah satu penumpang. Saat itu, seluruh penumpang pesawat yang terdiri dari 169 penumpang dan 7 awak pesawat berhasil selamat.
Pada Jumat (14/3/25), Kementerian Perhubungan Korea Selatan mengungkapkan hasil investigasi sementara yang menunjukkan bahwa kebakaran kemungkinan besar disebabkan oleh kerusakan pada insulasi baterai power bank.
Power bank tersebut ditemukan di kompartemen bagasi kabin, yang menjadi tempat pertama kali kebakaran terdeteksi.
Serpihan dari power bank meninggalkan jejak hangus, menurut pernyataan dari pihak berwenang Korea Selatan.
“Hal ini menunjukkan bahwa kerusakan dielektrik, yang terjadi ketika terminal positif dan negatif baterai mengalami korsleting, mungkin menjadi penyebab awal kebakaran,” kata perwakilan NFS dalam pernyataan resminya, seperti yang dilansir oleh Yonhap.
Insiden ini menambah deretan panjang kejadian kebakaran yang disebabkan oleh baterai lithium-ion di sektor transportasi udara. Otoritas penerbangan terus mengingatkan pentingnya penyimpanan dan penggunaan baterai dengan aman selama penerbangan untuk menghindari kejadian serupa di masa depan.
Pesawat Airbus A321 milik Air Busan yang terbakar tersebut sedang bersiap terbang ke Hong Kong dari Bandara Internasional Gimhae pada 28 Januari, pukul 22.15 waktu setempat. (*)